Tausiyah jumat pagi ini 21 Agustus 2015 di SMAN 2 Kandangan disampaikan oleh Ustadz Fahmi dari Ponpes Al Baladul Amin kecamatan Telaga Langsat Kabupten Hulu Sungai Selatan.

Sebelum menyampaikan tausiyahnya Ustadz membacakan puisi dengan tema Pahlawan Kecil.

Selanjutnya ustadz menyitir ayat Al Quran yg intinya bahwa: jangan katakan orang yg mati fisabilillah (di jalan Allah) itu mati, tetapi mereka hidup di sisi Allah. [Wallahu a'lam]

Ustadz juga berkisah seorang raja yg melihat seorang kakek menanam pohon. Sang Raja menanyakan apa yg ditanam oleh kakek itu. Si kakek menyebutkan nama pohon yg lama waktunya baru berbuah. Sang Raja heran mengapa kakek yg sudah tua rela susah payah menanam pohon yg kemungkinan besar tidak akan memetik hasilnya. Si kakek menanyakan pada raja apakah buah2 yg ada sekarang dinikmati raja adalah tanaman raja? Tidak. Itu pohon ditanam orang-orang terdahulu.

Itulah makna kemerdekaan yg hari ini dinikmati kita, berkat perjuangan para pahlawan orang-orang dahulu.

Bangsa yg besar adalah bangsa yg menghargai jasa pahlawannya. Betul! Dan menghargai anak cucunya.

Apa persamaannya Pangeran Diponegoro dengan Cut Nya Din? Sama Pahlawan. Waktu dahulu sama-sama kada ba-hp (tidak punya ponsel).

Kita wajib bersyukur!

Dengan syukur akan menjadi keberkahan bagi kita, Keberkahan bagi bangsa Indonesia.

Ustadz menyitir ayat Al Quran yg maknanya: jangan engkau seperti seorang perempuan yg memintal benang. Ketika selesai memintal diurai kembali.

Soekarno lebih mudah berjuang karena melawan penjajah, sedangkan kalian [kita sekarang,red]  menghadapi bangsa kalian sendiri. Menghadapi sesama saudara.

0 Komentar:

Posting Komentar