Salah satu tertib dalam dakwah ala minjahin nubuwwah adalah tidak membahas masalah politik praktis baik dalam maupun luar negeri. Semoga saja hal itu tetap dapat saya amalkan. Adapun tulisan ini adalah tentang pengalaman saya saja terkait sosok yang bernama Jokowi, sampai-sampai saya ketemu langsung dengan beliau. Bahkan bisa foto bareng.
Tahun 2011, saya mulai kuliah di Universitas Indonesia, mendapat beasiswa kepengawasan dari Kementrian Pendidikan Nasional kala itu. Program studi yang diambil adalah ilmu Administrasi, dengan titik kekhususan Administrasi Pendidikan.
Di semester awal, pada mata kuliah Konsep dan Teori Ilmu Administrasi, saya mendapat tugas untuk melakukan review satu artikel berjudul: Loose Cannons and Rule Breakers, or Enterprising Leaders? Some Evidence About Innovative Public Managers . Dalam presentasi saya, saya menyinggung sedikit tentang kepemimpinan seorang Joko Widowo. Saat saya presentasi, Joko Widodo belum terkenal seperti sekarang ini. Bahkan saya mengira, saya lah yang pertama kali memperkenalkan Jokowi (panggilan Joko Widodo sekarang) pada teman-teman satu kelas Ilmu Administrasi Pendidikan angkatan 2011. Sebab setahu saya sebelumnya tidak pernah teman-teman membicarakan atau membahas tentang Jokowi.
Sekitar dua bulan setelah saya presentasi tentang Jokowi pada teman-teman, kami satu kelas diundang dalam satu acara Deklarasi Birokrasi Bersih & Melayani pada tanggal 8 Desember 2011. Acara tersebut diadakan oleh Program Pascasarjana Ilmu Administrasi, Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI dengan dukungan Indonesian Strategic Initiative for Administrative Reform (ISIAR). (lihat berita UI disini). Berdasarkan berita UI itu, Kegiatan tersebut bertujuan menginisiasi gerakan masa untuk mendukung, menggerakkan, dan mendorong terwujudnya reformasi administrasi (birokrasi) di Indonesia.
Sebagai pembicara pada deklarasi Birokrasi Bersih & Melayani itu secara berurutan adalah Prof Azhar Kasim (beliau juga sebagai Pengasuh Mata Kuliah Konsep dan Teori Ilmu Administrasi di kelas kami), Wakil rektor UI M Anis, Teten Masduki, Putri K. Wardani, Dewi Aryani (mahasiswa S3 Ilmu Administrasi di UI dari lembaga legislatif RI dari PDIP), Prof. Mahfud MD (saat itu Ketua Mahkamah Konstitusi RI) dan terakhir Joko Widodo (Walikota Solo). Bahkan hingga kini rekaman semua yang berbicara tersebut masih saya simpan. Jokowi nomor terakhir berbicara, sebelum pengucapan SAPTA UTAMA dan DOA.
Pada acara itu saya ingat sekali bahwa DR. Roy V. Salomo tidak kelihatan, saya coba mencari memang tidak kelihatan. Padahal DR. Roy V. Salomo saat itu sebagai Ketua Program Ilmu Administrasi. Saya ingat sekali juga sebagian kata-kata dari Prof Mahfud MD ketika memberikan sambutan, adalah bahwa menurut beliau berhadir di acara itu karena "dipaksa" oleh Mba Dewi Aryani. Kata "dipaksa" ini mendapat sambutan tawa dari hadirin. Nanti deh bila sempat saya putar lagi rekamannya, barangkali saya salah ingat. :)
Pada saat acara juga, Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sekaligus guru besar Ilmu Administrasi UI, Prof. Eko Prasojo juga tidak memberikan sambutan atau pidato, beliau hanya hadir mendengarkan dan setelah acara meluangkan waktu untuk foto bareng bersama kami. Padahal beliau sepanjang pengetahuan saya adalah orang yang betul-betul concern pada reformasi birokrasi di negeri ini.
Tidak ketinggalan pula saya sempat foto bareng dengan Jokowi:
Kini tahun 2014, setelah sekitar dua tahun lebih sejak acara, yang masih ada adalah baju kaos seperti di foto di atas dan juga stiker yang saya tempel di laptop saya seperti gambar di bawah.
Saya coba mengunjungi www.birokrasibersih.com seperti tertera di stiker itu, hanya muncul tulisan "Server tidak ditemukan". Kemungkin domain website itu sudah tidak ada lagi. Website tidak ditemukan. Tidak ada aktivitas lagi. Begitu juga ketika saya googling, tentang Birokrasi Bersih dan Melayani. Saya ketemu twitter https://twitter.com/BirokrasiBersih dan halaman facebook https://www.facebook.com/pages/Birokrasi-Bersih-Melayani-BBM/209072839166429. Alamat twitter dan Facebook itu terakhir diupdate 1 Januari 2012.
Belakangan saya ketahui bahwa sebagian besar orang yang berperan dalam acara Deklarasi Birokrasi Bersih dan Melayani tersebut adalah dari Kader PDIP. Sebut saja, Jokowi dan Dewi Aryani. Tahun 2012, Jokowi dari PDIP berhasil menjadi Gubernur DKI. Setelah keberhasilan Jokowi itu, Teten Masduki yang juga pembicara pada acara Deklarasi Birokrasi Bersih dan Melayani maju menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat 2013-2018, berpasangan dengan Rieke Diah Pitaloka, sebagai Calon Gubernur. Pasangan ini diusung PDIP. Pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki gagal jadi Gubernur-Wakil Gubernur Jabar.
Keberhasilan Jokowi menjadi gubernur DKI di tahun 2012 mungkin tidak terlepas dari berita mobil Esemka Solo yang "diperkenalkan" oleh Jokowi. Berbagai media TV, koran dll meliput. Adanya mobil esemka, itu seingat saya adalah setelah Deklarasi Birokrasi Bersih dan Melayani di atas. Bahkan Jokowi membawa Mobil Esemka itu langsung dari Solo ke Jakarta (lihat berita tanggal 25 Februari 2012 ini). Kini bagaimana nasib mobil Esemka itu ya? Apakah betul akan jadi mobil nasional seperti hangat dibicarakan dulu?
Jokowi berhasil menjadi gubernur DKI, Jokowi dilantik pada tanggal 15 Oktober 2012 oleh Mendagri berdasar berita ini. Nah, sekarang tahun 2014 Jokowi maju sebagai Calon Presiden RI bersama Jusuf Kalla sebagai calon Wakil Presiden RI. Belum genap dua tahun sebagai Gubernur, Jokowi mau jadi Presiden. Capres Jokowi-JK akan berduel dengan pasangan Capres Prabowo-Hatta. Saya tidak mau berkomentar tentang ini. Saya juga tidak berani berkomentar apakah pasangan Jokowi jelek atau pasangan Prabowo yang tidak baik. Walaupun saya sering membaca berita seputar Capres Jokowi-JK ataupun Prabowo-Hatta di media facebook misalnya. Nah, tentang Prabowo-Hatta saya tidak punya pengalaman, apalagi pengalaman foto bareng.
Bukan ranah saya untuk berkomentar mendukung salah satu pasangan. saya tidak ingin menjadi jurkam. Saya tidak ingin mengajak manusia kepada makhluk (sesama manusia), apalagi sampai menjelekkan salah satu pasangan capres-cawapres. Lebih baik mengajak manusia kepada Allah SWT. Lebih baik menjadi Dai daripada menjadi Jurkam.
Pengetahuan saya terbatas tentang pasangan capres-cawapres. Berita di TV, di koran, dan di internet juga tidak bisa diandalkan. Zaman sekarang mudah sekali berita direkayasa, yang baik diberitakan jelek, atau yang jelek disiarkan baik. Siapa yang tahu? Saya tidak tahu. Hanya Allah SWT yang tahu segalanya hingga ke dalam hati manusia.
Lebih baik kita beramal dakwah dan berdoa. Beramal dakwah agar Allah SWT sayangi kita dan Allah SWT memberikan pertolongannya kepada kita dengan pemimpin yang terbaik bagi bangsa Indonesia ini. Begitu juga lebih baik kita berdoa, apapun hasil pemilu presiden tahun 2014 ini adalah yang terbaik bagi kita, yang ditetapkan Allah SWT.
Tahun 2011, saya mulai kuliah di Universitas Indonesia, mendapat beasiswa kepengawasan dari Kementrian Pendidikan Nasional kala itu. Program studi yang diambil adalah ilmu Administrasi, dengan titik kekhususan Administrasi Pendidikan.
Di semester awal, pada mata kuliah Konsep dan Teori Ilmu Administrasi, saya mendapat tugas untuk melakukan review satu artikel berjudul: Loose Cannons and Rule Breakers, or Enterprising Leaders? Some Evidence About Innovative Public Managers . Dalam presentasi saya, saya menyinggung sedikit tentang kepemimpinan seorang Joko Widowo. Saat saya presentasi, Joko Widodo belum terkenal seperti sekarang ini. Bahkan saya mengira, saya lah yang pertama kali memperkenalkan Jokowi (panggilan Joko Widodo sekarang) pada teman-teman satu kelas Ilmu Administrasi Pendidikan angkatan 2011. Sebab setahu saya sebelumnya tidak pernah teman-teman membicarakan atau membahas tentang Jokowi.
Salah satu slide presentasi saya |
Sekitar dua bulan setelah saya presentasi tentang Jokowi pada teman-teman, kami satu kelas diundang dalam satu acara Deklarasi Birokrasi Bersih & Melayani pada tanggal 8 Desember 2011. Acara tersebut diadakan oleh Program Pascasarjana Ilmu Administrasi, Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI dengan dukungan Indonesian Strategic Initiative for Administrative Reform (ISIAR). (lihat berita UI disini). Berdasarkan berita UI itu, Kegiatan tersebut bertujuan menginisiasi gerakan masa untuk mendukung, menggerakkan, dan mendorong terwujudnya reformasi administrasi (birokrasi) di Indonesia.
Sebagai pembicara pada deklarasi Birokrasi Bersih & Melayani itu secara berurutan adalah Prof Azhar Kasim (beliau juga sebagai Pengasuh Mata Kuliah Konsep dan Teori Ilmu Administrasi di kelas kami), Wakil rektor UI M Anis, Teten Masduki, Putri K. Wardani, Dewi Aryani (mahasiswa S3 Ilmu Administrasi di UI dari lembaga legislatif RI dari PDIP), Prof. Mahfud MD (saat itu Ketua Mahkamah Konstitusi RI) dan terakhir Joko Widodo (Walikota Solo). Bahkan hingga kini rekaman semua yang berbicara tersebut masih saya simpan. Jokowi nomor terakhir berbicara, sebelum pengucapan SAPTA UTAMA dan DOA.
Pada acara itu saya ingat sekali bahwa DR. Roy V. Salomo tidak kelihatan, saya coba mencari memang tidak kelihatan. Padahal DR. Roy V. Salomo saat itu sebagai Ketua Program Ilmu Administrasi. Saya ingat sekali juga sebagian kata-kata dari Prof Mahfud MD ketika memberikan sambutan, adalah bahwa menurut beliau berhadir di acara itu karena "dipaksa" oleh Mba Dewi Aryani. Kata "dipaksa" ini mendapat sambutan tawa dari hadirin. Nanti deh bila sempat saya putar lagi rekamannya, barangkali saya salah ingat. :)
Pada saat acara juga, Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sekaligus guru besar Ilmu Administrasi UI, Prof. Eko Prasojo juga tidak memberikan sambutan atau pidato, beliau hanya hadir mendengarkan dan setelah acara meluangkan waktu untuk foto bareng bersama kami. Padahal beliau sepanjang pengetahuan saya adalah orang yang betul-betul concern pada reformasi birokrasi di negeri ini.
Saya bersama Wakil Menteri PAN-RB |
Tidak ketinggalan pula saya sempat foto bareng dengan Jokowi:
Saya bersama Jokowi |
Kini tahun 2014, setelah sekitar dua tahun lebih sejak acara, yang masih ada adalah baju kaos seperti di foto di atas dan juga stiker yang saya tempel di laptop saya seperti gambar di bawah.
Saya coba mengunjungi www.birokrasibersih.com seperti tertera di stiker itu, hanya muncul tulisan "Server tidak ditemukan". Kemungkin domain website itu sudah tidak ada lagi. Website tidak ditemukan. Tidak ada aktivitas lagi. Begitu juga ketika saya googling, tentang Birokrasi Bersih dan Melayani. Saya ketemu twitter https://twitter.com/BirokrasiBersih dan halaman facebook https://www.facebook.com/pages/Birokrasi-Bersih-Melayani-BBM/209072839166429. Alamat twitter dan Facebook itu terakhir diupdate 1 Januari 2012.
Belakangan saya ketahui bahwa sebagian besar orang yang berperan dalam acara Deklarasi Birokrasi Bersih dan Melayani tersebut adalah dari Kader PDIP. Sebut saja, Jokowi dan Dewi Aryani. Tahun 2012, Jokowi dari PDIP berhasil menjadi Gubernur DKI. Setelah keberhasilan Jokowi itu, Teten Masduki yang juga pembicara pada acara Deklarasi Birokrasi Bersih dan Melayani maju menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat 2013-2018, berpasangan dengan Rieke Diah Pitaloka, sebagai Calon Gubernur. Pasangan ini diusung PDIP. Pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki gagal jadi Gubernur-Wakil Gubernur Jabar.
Keberhasilan Jokowi menjadi gubernur DKI di tahun 2012 mungkin tidak terlepas dari berita mobil Esemka Solo yang "diperkenalkan" oleh Jokowi. Berbagai media TV, koran dll meliput. Adanya mobil esemka, itu seingat saya adalah setelah Deklarasi Birokrasi Bersih dan Melayani di atas. Bahkan Jokowi membawa Mobil Esemka itu langsung dari Solo ke Jakarta (lihat berita tanggal 25 Februari 2012 ini). Kini bagaimana nasib mobil Esemka itu ya? Apakah betul akan jadi mobil nasional seperti hangat dibicarakan dulu?
Jokowi berhasil menjadi gubernur DKI, Jokowi dilantik pada tanggal 15 Oktober 2012 oleh Mendagri berdasar berita ini. Nah, sekarang tahun 2014 Jokowi maju sebagai Calon Presiden RI bersama Jusuf Kalla sebagai calon Wakil Presiden RI. Belum genap dua tahun sebagai Gubernur, Jokowi mau jadi Presiden. Capres Jokowi-JK akan berduel dengan pasangan Capres Prabowo-Hatta. Saya tidak mau berkomentar tentang ini. Saya juga tidak berani berkomentar apakah pasangan Jokowi jelek atau pasangan Prabowo yang tidak baik. Walaupun saya sering membaca berita seputar Capres Jokowi-JK ataupun Prabowo-Hatta di media facebook misalnya. Nah, tentang Prabowo-Hatta saya tidak punya pengalaman, apalagi pengalaman foto bareng.
Bukan ranah saya untuk berkomentar mendukung salah satu pasangan. saya tidak ingin menjadi jurkam. Saya tidak ingin mengajak manusia kepada makhluk (sesama manusia), apalagi sampai menjelekkan salah satu pasangan capres-cawapres. Lebih baik mengajak manusia kepada Allah SWT. Lebih baik menjadi Dai daripada menjadi Jurkam.
Pengetahuan saya terbatas tentang pasangan capres-cawapres. Berita di TV, di koran, dan di internet juga tidak bisa diandalkan. Zaman sekarang mudah sekali berita direkayasa, yang baik diberitakan jelek, atau yang jelek disiarkan baik. Siapa yang tahu? Saya tidak tahu. Hanya Allah SWT yang tahu segalanya hingga ke dalam hati manusia.
Lebih baik kita beramal dakwah dan berdoa. Beramal dakwah agar Allah SWT sayangi kita dan Allah SWT memberikan pertolongannya kepada kita dengan pemimpin yang terbaik bagi bangsa Indonesia ini. Begitu juga lebih baik kita berdoa, apapun hasil pemilu presiden tahun 2014 ini adalah yang terbaik bagi kita, yang ditetapkan Allah SWT.
tulisan bernas yang dibuat ketika macet jakarta :D
BalasHapusIan Adams dalam bukunya 'Political Ideology Today':Islam adalah agama paling politis di dunia
terus ada lagi:
BalasHapusEdo Kondologit (Caleg PDIP), lalu ada Mauarar Sirait (klo tidak salah nama) juga dari DPR RI dari Fraksi PDIP.
https://www.facebook.com/teguh.kurniawan.522/posts/10152219552027620