Tuan Guru Muallim KH. Masrani Hamdan, Lc. Setidaknya sudah 13 kali berhaji dan ratusan kali berumroh.

Oleh: Nur Hidayatullah Yuzarsif

Kehidupan beliau sangat berkah, rezeki sudah lebih dari cukup. Ini karena keikhlasan beliau dalam belajar, mengajar, berdakwah dan membimbing masyarakat.

Pernah suatu ketika di Bulan Ramadhan, saya silaturahmi ke beliau. Saat itu ada tamu yang memberi beliau amplop ke beliau sebagai bisyaroh usai pengajian beliau di masjid. Saat tamu itu pulang, saya masih di rumah beliau. Dan saat saya pamitan, beliau malah memberikan amplop yang dikasih orang tersebut ke saya, padahal amplopnya belum dibuka. Beda dengan kita, kalau mau ngasih amplop, mesti dicek dulu isinya. 

Kali pertama saya bertemu beliau sekitar Juli atau Agustus 2005, di Lokal 1 C MAS Normal Islam Putera Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Kalimantan Selatan. Saat perkenalan, beliau bertanya dari mana saya berasal dan sebelumnya sekolah dimana.

“Banjarmasin, Tsanawiyah-nya di Darul Hijrah Martapura”, jawabku. Mendengar nama “Darul Hijrah”, beliau kembali bertanya, “kamu kenal dengan Ustadz Zarkasyi Hasbi?”.
“inggih, Muallim. Ulun kenal”
“Sidin tu kawanku sewaktu belajar di Madinah” ujar Muallim. 
Itu momen pertama bertemu dengan beliau, yang ku ingat.

Selama di Amuntai, Alhamdulillah bisa menghadiri pengajian-pengajian beliau, dan juga belajar khusus di rumah beliau. Di antara pelajaran yang pernah saya terima dari beliau, antara lain: Fiqh, Ushul Fiqh, Tauhid, Tasawuf, Ilmu Falak, Ilmu Faraidh, dan lainnya dengan kajian kitab Nashaihud Diniyah, I’anatuth Thalibin, Qashidah Burdah, As-Sullam, Sullamun Nayyirain, Ilmu Ushul Fiqh, Parukunan Jamaluddin, Nihayatuz Zain, Ihya Ulumiddin dan lain-lain.

Saya belajar Ilmu Falak ke beliau sejak lulus MAK tahun 2008 silam, hingga saya wisuda pun, saya masih belajar pada beliau. Sering saya minta pencerahan dari beliau tentang arah kiblat, waktu sholat, awal & akhir ramadhan, dan juga gerhana bulan dan matahari.

Pelajaran lainnya yang saya terima adalah tentang bagaimana mengurus jenazah dengan baik, mulai dari memandikan, mengafani, mengubur, dan mensholatkan; bahkan beliau juga mengajarkan bagaimana menyikapi bila ada mayat yang hidup kembali. Sungguh ilmu yang sangat bermanfaat. 

Beliau orangnya humoris, tidak sedikit joke_joke beliau saya lontarkan ulang dalam beberapa forum, kendati tidak menyebut beliau sbg pemilik kisah.

Ulama yang satu ini, dikenal paling banyak mengisi kegiatan Majelis Taklim. Dalam sebulan setidaknya ada 27 Majelis Taklim yang harus ia kelilingi. Di antaranya 18 Majelis Taklim yang tersebar di berbagai tempat menyelenggarakan kegiatan setiap seminggu sekali. 4 Majelis Taklim yang mengadakan kegiatan setiap setengah bulan sekali. Sedangkan 5 Majelis Taklim lainnya menyelenggarakan pengajian setiap sebulan sekali.

Aktifitasnya tidak hanya di Majelis Taklim. 24 jam setiap minggu, harus mengajar di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. 12 jam setiap minggu, juga harus mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Muara Tapus. Bahkan 3 jam setiap minggu, masih harus mengajar lagi di Pondok Pesantren Darul Ulum, disamping berdakwah di Radio dan Televisi.

Selain itu beliau juga diamanahi sebagai Komisi Fatwa MUI Kabupaten Hulu Sungai Utara; Badan Hisab Rukyah Kab. HSU, Setiap tahunnya beliau membuat jadwal imsakiyah dan juga tanggalan. Itulah gambaran aktifitas yang dilakoni oleh Muallim KH. Masrani Hamdan, Lc.

Pria kelahiran Amuntai 23 Januari 1950 ini, jika dilihat dari aktifitasnya tersebut, ia terbilang orang yang energik. Sepertinya tak ada waktu yang terbuang. Setiap waktu ia manfaatkan untuk mencerdaskan masyarakat.

Latar belakang pendidikan beliau dimulai dari Sekolah Rakyat Negeri (1962), SMPN (1965), Tsanawiyah Darussalam Martapura (1970), Aliyah Darussalam Martapura (1973). Selain itu juga sempat belajar di Pondok Pesantren Datuk Kelampayan Bangil (1974), dan terakhir selama kurang lebih 9 tahun sejak 1976 belajar di Islamic University Madinah (1985).

Sepulang dari Madinah, tepatnya mulai tahun 1987 beliau diangkat menjadi Mudir Takhassus Diny Rasyidiyah Khalidiyah hingga tahun 2004. Selain itu, beliau juga mengajar di Ponpes Rakha Amuntai sejak 1985 hingga sekarang. Begitu juga mengajar di Ponpes Darussalam Muara Tapus sejak 1985 hingga sekarang. Sementara aktifitas mengajar di Pondok Pesantren Darul Ulum baru dimulai pada tahun 1995 hingga sekarang.

Di antara guru beliau adalah: Syeikh Ismail al-Yamani di Mekkah, KH. Syarwani Abdan (Guru Bangil), KH. Zaini Ghani di Martapura, KH. Abd. Syukur di Martapura, KH. Syukri Unus di Martapura, KH. M. Ardani.S di Alabio, KH. Mahfuz Amin di Pamangkih, dan KH. Abdul Wahab Sya’rani di Amuntai.

Muallim Masrani telah membuat karya tulis berjudul “Durratul Farid fi Ilmil Fiqh wat Tawhid”. Karya itu ditulis dalam tulisan Melayu, yang dipelajari di kelas 2 Ponpes Darussalam Muara Tapus.

Ulama yang kini bertempat tinggal di Jalan Brigjend H. Hasan Basry Muara Tapus No.117 RT.3 Kecamatan Amuntai Tengah ini, mempunyai prinsip hidup “selama ada kesempatan, tunaikan segala hajat dan beramallah tanpa pamrih (ikhlas)”.

Semoga senantiasa diberikan kesehatan, umur panjang, dan diberikan yang terbaik dari Allah SWT.

#khmasranihamdan #ulama #amannaalabio #amannacommunity #khairullahzain #abuzeinfardany
sumber https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0aTXhwCJPUFZz8qV33Mvkvg7umn1r8sQbN6V5nkQtSqjo8ShJwX2wcVEUm2zxf5mFl&id=108374765230927

0 Komentar:

Posting Komentar