Meskipun dalam "Musabaqah al-Qur'an" terdapat "Maqashid Syar'iah" yang bertujuan sebagai syiar agama yang senantiasa menghidupkan, melestarikan serta menjaga tradisi pembacaan dan mentilawahkan al-Qur'an, namun seringkali dalam penerapannya banyak niat, tujuan serta penerapannya yang sangat jauh dari nilai-nilai al-Qur'an itu sendiri. 

Al-Imam an-Nawawi di dalam kitab "Al-Adab fi Hamlati al-Qur'an" dan beberapa referensi ulama lainnya ada banyak menjelaskan tentang pandangan para ulama tentang hukum "Keharaman Memperlombakan al-Qur'an."

Alasan illat dan asbab-musabab pengharaman itu bukan tanpa sebab, tentu beralasan.

Oleh karena itulah, diantara para tokoh ulama terkemuka di Kalimantan Selatan sejak dulu fatwa mereka cenderung ikut pandangan yang mengharamkan acara "memperlombakan" al-Qur'an". Tentu ada alasan lainnya.

Salah satunya, disebabkan banyaknya adab-adab al-Qur'an yang seringkali tak terjaga, bahkan ternodai oleh orang-orang awam yang tak paham marwah serta kemuliaan al-Qur'an.

Kejadian semalam cukup menyesakkan dada. Di salah satu acara MTQ di Kab. Banjar yang viral hingga di TV Nasional, menampilkan adanya acara dangdutan "Jingkrak-Jingkrak" yang sangat tidak mencerminkan nilai-nilai Islami sama sekali, bahkan terkesan merusak marwah al-Qur'an itu sendiri dipertontonkan di atas panggung. Ini sungguh memalukan.

Terlepas apakah acara itu diisi di bagian awal atau akhir acara, sengaja atau tak disengaja, namun jelasnya bahwa hal tersebut merupakan salah satu dampak negatif dan kenyataan dari sekian buruknya perilaku dan adab dalam acara yang menyertai perlombaan al-Qur'an. Fakta ini sangatlah amat sangat disesalkan, sungguh amat memprihatikan tentunya.

Meskipun sudah ada pernyataan klarifikasi dan permintaan maaf para pelaku atas alasan "hanyut terbawa suasana," katanya, namun klarifikasi ini tidak serta merta menunjukkan "gagal paham" dalam memahami bagaimana seharusnya acara mulia marwah al-Qur'an itu dapat diperbaiki dan dikembalikan pada kemuliannya di masa akan datang.

Entah itu, atas dasar ketidaksadaraan, kebodohan atau kekhilafahan para pelaku, para panitia penyelenggara harusnya selektif dalam mengemas serta mengelola setiap segmen acara, hingga tidak ada yang sampai terjadi "kebobolan" acara yang seharusnya tidak patut dan tidak selayaknya. Bahkan, terkesan menodai serta mencederai nilai marwah MTQ itu sendiri. 

Hal yang harusnya wajib dipahami oleh semua panitia yang terlibat dalam penyelenggaraan MTQ -dimana pun itu- adalah "Maqashid" serta "Adab-Adab" dalam menjaga Marwah al-Qur'an.

Semoga ke depannya, kejadian yang sama tidak terulang lagi. Semoga ada sikap tegas dari pihak pemerintah daerah, LPTQ, tokoh-tokoh ulama di negeri "Serambi Mekkah" yang ambil bagian menyelesaikan persoalan ini, hingga marwah al-Qur'an tak ternodai, negeri "Serambi Mekkah" tetap terjaga.
👉 Sumber https://www.facebook.com/1210036316/posts/pfbid0hng3t4rPnRvnezHGjRx9vXyJkg5ot7R78Jp2arSWsNRoAfgEdR1oX9U8KSjwow63l/

0 Komentar:

Posting Komentar