KHUTBAH WUKUF ARAFAH - Disampaikan di Padang Arafah
Tgl 9 Dzulhijjah 1422 H / 21 Februari 2002
oleh KH. ABDULLAH GYMNASTIAR
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillaahi rabbil 'alamin.
Saudara-saudaraku yang sedang berada di tanah impian seluruh umat Islam, dan juga saudara-saudaraku di tanah air yang mungkin sedang dicekam kerinduan dan harapan; saat ini kami berada di tanah Arafah.
Demi Allah, pertemuan ini disaksikan oleh Allah dan juga disaksikan oleh para malaikat, inilah saat dimana Allah membanggakan hamba-hambanya di depan para malaikat. Hamba-hamba yang datang dari seluruh penjuru negeri dengan rambut kusut, badan berlelah letih, inilah saat yang amat dirindukan oleh hati hamba-hamba dari seluruh pelosok pedalaman yang setiap hari rindu dijamu oleh Allah di tanah Arafah ini. Ada yang keningnya sampai menghitam karena setiap malam meminta kepada Allah; ada yang air matanya mengering karena begitu berharap dijamu oleh Allah; ada yang menabung dari hari ke hari...
Entah mengapa ujian dan nikmat ini jatuh kepada kita yang kini sedang wukuf, padahal andaikata kita berani jujur pada diri kita sendiri, kita hanyalah ... daging membalut tulang yang membungkus aib dan maksiat yang dari hari ke hari kita lakukan. Membaca Al Fatihah pun kita belum fasih, sholatpun kita tidak mengerti, sujudpun jarang ingat kepada Allah.
Entah mengapa kita dipilih bisa ada di tanah Arafah ini, semoga siapapun yang dihadirkan di Arafah ini, tidak terbersit sedikitpun merasa hebat dan merasa besar. Bahkan jadikanlah hal ini sebagai hutang, karena siapa tahu kita berada di tanah suci ini justru berkah dari doa orang-orang soleh yang menginginkan kebaikan bagi orang-orang yang berdosa seperti kita. Mungkin dosa-dosa kita yang dimohonkan ampunan oleh saudara kita itulah yang mengantarkan kita berada di tanah suci ini.
Saudara-saudaraku khususnya yang berada di tanah padang Arafah, juga yang berada di tanah air, bangsa kita yang sedang prihatin ini sesungguhnya menjadi salah satu jalan yang penting bagi orang-orang untuk menemukan jalan keluar, kita tahu bala bencana silih berganti: ada yang menyebutnya krisis ekonomi, krisis politik atau krisis apapun, tapi yang paling benar sesungguhnya bangsa kita sedang dilanda krisis iman. Bangsa kita tidak mengenal Tuhannya dengan baik, bangsa kita tidak mengenal dirinya dengan baik, bangsa kita tidak mengenal jalan untuk hidup dengan benar. Lihatlah bagaimana hidup di dunia diurus dengan sangat salah.
Bangsa kita tidak mengenal Tuhannya, yang dikenal hanyalah harta, pangkat, kedudukan; yang dikenal hanyalah aksesoris dunia, itupun hanya sedikit dan salah.
Maka tidak usah heran, tanah yang begitu berkelimpahan nikmat dari Allah, berubah menjadi bala dan bencana. Negara yang kaya tiba-tiba berubah menjadi miskin dengan hutang. Negara yang subur makmur menjadi tenggelam dalam banjir. Semua ini menunjukkan bahwa betapa kita adalah bangsa yang tidak tahu bersyukur.
Saudara-saudaraku, kita berada di tanah yang gersang yang mendapatkan airpun sulit, sedangkan tannah air kita tenggeleman dalam air. Saudara-saudara
ku yang baik, semoga apa yang disampaikan saat ini membuat kita semakin tahu bahwa sesungguhnya tidak ada yang tertukar, bahwasanya bencana itu akhirnya kembali kepada pembuatnya Mengutuk, menyalahkan, mencemooh itupun tidak menyelesaikan masalah. Sepatutnya keberangkatan haji bagi sebagian warga Indonesia adalah menjadi bahan renungan yang sangat besar bagi bangsa kita, bangsa yang kurang iman yang tercermin dari akhlaknya.
Bangsa yang kurang iman akan rusak akhlaknya dan kalau akhlak sudah rusak, dititipi uang seberapapun akan habis; bermain politik pasti dengan cara yang kotor, berdagang menjadi curang. Maka tidak akan pernah benar bangsa kita ini sepanjang kita tidak bersungguh-sung
guh kembali kepada Allah dengan memperbaiki akhlak sebagai landasan negara.
Andaikan sepulang dari haji yang jumlahnya dua ratus ribu orang ini dengan pertolongan Allah akan berubah, betapa beruntungnya bangsa kita karena bangsa kita jamaah hajinya terbesar di dunia. Oleh karena itulah dalam kesempatan ini...semoga para petinggi negeri ini turut mendengar...
Betapa tidak pernah ada kejadian yang sangat besar di negara kita selain daripada ibadah haji! Dua ratus ribu orang dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat mulai dari pejabat sampai rakyat jelata yang tersebar dari seluruh penjuru negeri; dari kota sampai ke pelosok desa; dengan menggunakan waktu yang amat lama untuk bersimpuh sujud dengan menggunakan uang hasil jerih payahnya sendiri tanpa meminta kepada siapapun, dengan niat yang baik untuk memperbaiki diri.
Demi Allah, tidak pernah ada kejadian yang sedahsyat ibadah haji ini. Seharusnya pemerintah kita dan kita semua berpikir keras, bagaimana ibadah haji ini bisa merubah bangsa kita ini, karena inilah kesempatan yang paling besar bagi kita untuk berhenti sesaat dari kehidupan dunia untuk memperbaiki diri.
Semoga Allah menggolongkan pemimpin kita yang akan datang adalah orang yang bisa mengelola haji dengan benar, sehingga dua ratus ribu rakyat bisa menjadi cahaya bagi bangsa ini setiap tahunnya. Kalau saja haji kita ini, haji yang diikuti orang yang sudah berniat baik; yang sudah mengongkosi diri sendiri ini menjadi tidak terkelola dengan baik, lalu apalagi yang bisa diurus oleh bangsa kita ini? Mengurus orang yang berniat baik saja sudah begitu sulit, masyaAllah.
Semoga Allah mengabulkan...akan lahir para pemimpin bangsa ini yang bisa menjadikan wukuf di Arafah ini menjadi khotbah kenegaraan, karena Inilah tempat terbaik yang bisa mengubah bangsa kita insya Allah. Amin ya rabbal 'alamin.
Para jamaah haji yang budiman.
Setidaknya ada tiga hal yang mudah-mudahan bisa menjadi bekal bukti kemabruran haji kita. Pertama, saat ini kita semua menggunakan kain ihram, dimana sejauh mata memandang hanyalah kain putih yang kita lihat, sejauh telinga mendengar hanyalah kalimat Talbiyah dan disini kita sulit sekali mengenal mana penabat, mana jenderal, mana fakir miskin. Di sini semua sama. Tahukah bahwasanya bangsa kita menjadi hina, karena terlalu memuliakan yang hina.
Kita bersimpuh bersujud, bertekuk lutut kepada orang yang mengkhianati Allah, padahal di dalam Islam semua manusia sama. Laahaula walaa quwwata Illa billah... hanyalah orang bertaqwa yang sangat mulia dalam pandangan Allah. "Inna Akromakum 'indallaahi atqooqum". Itulah yang seharusnya menjadi tolak ukur kita semua. Semakin kita memuliakan manusia, semakin kita menghargai manusia, padahal orang yang kita muliakan adalah orang yang mendustakan Allah, Akibatnya hilanglah kemuliaan kita, hilanglah kebahagiaan kita.
Maka sepulang dari tempat ini, lihatlah manusia sebagai manusia biasa. Mereka hanya mahluk ciptaan Allah yang asalnya dari setetes mani, yang akhirnya menjadi bangkai menjijikkan dan bau serta nista, kemana-mana membawa kotoran. Itulah manusia ... tidak apa-apanya. Dia pasti mati...demi Allah dia pasti mati! Sehebat apapun pasti binasa. Manusia tidak punya kekuatan apapun terhadap dirinya sendiri. Dia tidak bisa menahan diri dari tua, tidak bisa menahan diri dari mati. Andaikan diri ini hebat, cobalah jangan biarkan nyawa ini tercabut dari dalam diri kita... demi Allah!
Bapak-bapak sekalian, andaikata sepulang dari tempat ini kita menjadi merasa hebat karena kita punya kedudukan dan pangkat, maka gagallah ia mengerti siapa dirinya sendiri. Andaikata sepulang dari tempat ini kita masih menjilat kepada orang-orang yang kita anggap hebat namun tidak ada apa-apanya...demi Allah! Mati ... semuanya akan mati.
Marilah kita hormati manusia dalam proporsi yang tepat.
Rasullullah mengisyaratkan lewat Alquran bahwa sebaik-baik diantara manusia adalah orang yang paling dekat dengan Allah, orang yang paling bertakwa dan dibuktikan dari kemuliaan akhlaknya. Semoga sepulang dari tempat ini kita tidak pernah melihat lagi orang yang kaya raya, kecuali hanya sekedar manusia yang dititipi harta sebentar dari Allah.
Semoga sepulang dari tempat ini kita tidak melihat pejabat sebagai manusia yang hebat, kecuali hanya seorang manusia yang diberi topeng sebentar saja oleh Allah, yang suatu saat akan diambil. Dan semoga sepulang dari tempat ini kita tidak melihat lagi orang miskin, kecuali menyadari bahwa mereka adalah saudara-saudara kita yang kita punya hutang kepadanya.
Di sinilah kesempatan bagi kita untuk melihat bahwa sessungguhnya manusia itu sama. Yang membedakan hanyalah kedekatan dia kepada Allah SWT. Jangan pernah bangga dengan harta, gelar, pangkat, jabatan, kedudukan yang disandang oleh bapak- bapak. Kalau itu yang menjadi andalan, maka sesungguhnya kita hanya bersembunyi dibalik topeng belaka.
Haji yang mabrur, justru kemuliaannya bisa dilihat dari kedekatannya kepada Allah, dilihat dari ahlaknya yang mulia. Amin yaa rabbal 'alamiin.
Yang kedua, saudara saudaraku.
Yang akan membuat seseorang menjadi hina, sengsara, atau mulai dan bahagia. Ingatlah, kita berangkat jauh dari Indonesia ke sini meluangkan biaya, waktu, tenaga. Ternyata pengorbanan yang besar itu berbuah nikmat, berbuah kebahagiaan. Maha Suci Allah yang mengangkat derajat seseorang dengan pengorbanan. Kita harus tahu bahwa orang yang mulia itu berbanding lurus dengan tingkat perjuangan dan pengorbanannya. Lihatlah para Nabi, sepanjang hayatnya berjuang dan berkorban, maka sampai detik ini tetap mulia. Lihatlah Rosulullah sampai menjelang wafatnya berseru "Ummatii...ummatii... ummatii..!" (umatku...umatku..!)
Rumah beliau hanya 3x4 meter saja, beliau mengorbankan sepanjang hayatnya dan sampai detik ini tidak pernah berkurang kemuliaannya. Bahkan orang-orang yang tidak beragama Islam sekalipun, jikalau mereka benar-benat berkorban dan berjuang untuk kemaslahatan orang banyak, masyarakatpun masih menghargainya. Mahatma Ghandi, Bunda Theresa yang tidak mengenal akidah Islam mau berjuang, berkorban apalagi kita selaku umat Islam.
Oleh karena itu akan menjadi mimpi sekiranya para haji sepulang dari tempat ini hanya sibuk mengurusi dirinya sendiri. Mimpi bagi kemuliaan dan kebahagiaan, bagi haji dan hajjah yang hanya sibuk egois dengan dirinya sendiri. Kemuliaan hanyalah milik orang yang paling banyak berbuat, berjuang untuk kemaslahatan orang banyak.
Kita harus sangat merasa menikmati, ketika nasi yang kita kumpulkan tiap hari dimakan oleh banyak orang, walaupun kita hanya kebagian sedikit saja. Kita harus merasa nikmat, ketika rumah hasil jerih payah yang kita bangun, menjadi penuh sesak oleh anak yatim, janda atau siapapun yang ingin berteduh di rumah kita. Kita harus bisa merasakan nikmat ketika pakaian sederhana yang kita miliki dipakai bersujud oleh saudara-saudara kita yang tidak punya baju. Makna kebahagiaan harus kita ubah, bukan dari mengumpulkan sesuatu tapi dengan berkorban sesuatu untuk orang lain.
Lihatlah, ternyata kita bahagia jauh dari Indonesia ke sini; lelah, capai dan sebagainya ternyata memang Allah memuliakan seseorang bukan dari kekayaan yang dia kumpulkan tapi dari kekayaan yang dia nafkahkan. Bukan dari otot kuat untuk dia pribadi tapi dari kekuatan untuk melindungi orang orang yang lemah. Oleh karena itu, janjilah kepada diri kita sendiri saudara-saudara
ku, "Khoirunnas anfa 'uhum Linnaas." Sebaik-baik diantaramu adalah yang paling anyak manfaatnya untuk umat manusia. Haji yang mabrur bisa diukur dari kegigihan erjuangan dan engorbanannya untuk bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang lain.
Percayalah, semakin banyak harta yang kita kumpulkan, semakin menjadi bencana bagi kita kalau tidak membawa manfaat untuk orang lain. Semakin banyak ilmu yang kita miliki tapi tidak manfaat, laknat pula yang akan datang kepada kita. Berjuanglah saudaraku dengan sekuat tenaga, sepulang dari tempat ini jangan sampai kita termasuk orang yang dihinakan oleh Allah sebagai penunggu dunia. Jadikanlah diri kita sebagai jalan, bagai cahaya matahari yang bisa menerangi sebanyak mungkin orang; menyegarkan yang layu; menumbuhkan benih-benih, Rahmatan lil 'aalamin.
Dan yang ketiga, saudara-saudaraku sekalian.
Ternyata kita sekarang berada ditempat ini dengan semua perjuangan, dan ternyata pengorbanan itu membuahkan kemudahan dan menjadi ringan, sebabnya adalah karena sudah jelas tujuannya. Kita berjalan kaki berjam-jam, kaki lecet, tubuh tidur disembarang tempat, tetapi mengapa kita bisa menikmati berdesak-desakan thawaf...
mengapa kita bisa menikmati? Sebab ternyata semua beban kehidupan ini akan menjadi ringan jikalau Allah-lah yang menjadi tujuannya. Oleh karena itu kalau ada diantara kita yang merasa hidup ini susah, hidup ini beban, merasa hidup ini penuh dengan kesulitan pasti penyebab intinya karena dia belum mengenal tujuan. Allah-lah sebagai tujuan kita.
Jikalau seorang ibu mengurus anak dengan ikhlas, betapapun beratnya siang dan malam tetapi dia tahu bahwa mengurus anak adalah bekal untuk kepulangan dia menghadap Allah. Betapapun anaknya sangat rewel, betapapun anaknya kian besar tidak tahu balas budi, tapi tetap dihadapi dengan ridho, karena apa, karena Allah tujuan hidupnya. Seorang suami bisa menjadi sangat mulia disisi Allah dan selalu ringan menafkahi keluarganya, walaupun selalu habis hartanya untuk menafkahi anak dan istrinya kalau dia bekerja dengan Allah sebagai tujuan hidupnya.
Oleh karena itu, maaf, siapapun di antara haji ini yang tidak pernah mengolah hati menjadi orang yang selalu merindukan akhirat, selalu merindukan perjuangan, selalu merindukan pertemuan dengan Allah, maka hidup ini akan menjadi sangat berat. Imbalan dunia sangatlah sedikit bagi kita, dunia tidak ada artinya bagi Allah.
Di dalam hadist Qudsi dinyatakan "Jikalau dunia ini ada harga sesayap nyamuk saja, maka orang-orang yang kufur itu tidak akan diberi minum walau setegukpun jua." Saking dunia ini tidak ada harganya, mahluk paling laknat, paling durjana sekalipun diberi dunia berikut isinya. Karena dunia tidak akan bisa dibawa kemana-mana.
Oleh karena itu, jangan pernah jadikan dunia ini menjadi cita-cita kita. Allah-lah tujuan kita. Percayalah, jikalau orang yang melakukan banyak hal dalam hidup ini dan semuanya ini ikhlas karena Allah semata, hidup ini akan menjadi sangat ringan. Menghadapi suami yang tidak bijaksana, jikalau seorang istri yang ikhlas, balasan dari Allah tidak pernah tertukar.
Seorang pemimpin yang berusaha memperbaiki bangsa dan tempat kerjanya tapi dikhianati, difitnah tidak akan pernah terluka. Kalau dia ikhlas, selalu akan bertemu dengan ganjarannya. Seorang mujahid yang ditawan, tubuhnya disiksa bahkan dicabik-cabik; itu semuanya menjadi ringan kalau ikhlas. Karena semua ini ada ganjarannya, dan sakit didunia terlalu ringan dibanding sakitnya tidak syukur nikmat; dibanding sakitnya tidak bersabar karena Allah semata.
Oleh karena itu saudara-saudaraku sekalian, mudah-mudahan perjalanan haji ini membuat kita semakin bulat tekad bahwa hidup ini hanya untuk Allah. Allah yang menciptakan kita, Allah yang mendetakkan jantung kita, Allah yang menakdirkan kita menjadi manusia seperti ini. Allah yang membentuk rupa diri kita, Allah yang mengurus diri kita setiap saat. Dikala kita lapar, Allah-lah yang menyediakan makan... kapan Allah lalai memberi makan kepada kita?
Dikala kita haus, Allah-lah yang memberikan minum yang sejuk. Dikala tubuh kita kotor, Allah-lah yang menyediakan pembersih tubuh kita. Dikala kita lelah, Allah-lah yang memberikan rasa kantuk. Dikala kita tidur, terlupa kepada siapapun...siapa yang mengurus diri kita selain Allah? Allah-lah yang mendetakkan jantung, Allah-lah yang menjaga segala-galanya.
Dikala kita malu seperti hewan, Allah-lah yang memberikan penutup aurat bagi kita. Kita beda dengan binatang, kita diberi penutup aurat. Agar kita tidak menjadi mahluk yang dungu, Allah yang mencerdaskan akal pikiran kita. Kita disekolahkan, dibuat mengerti, bisa berhitung, kita bisa membaca, orang menghormati kita. Padahal Allah yang mengaruniakan akal pikiran, walau Allah tahu akal kita jarang ingat kepada-Nya.
Allah pulalah yang memberikan keimanan kepada kita. Dikala sebagian besar orang tidak mengenal Islam, tidak mengenal agama, Alhamdulillah... Allah memberikan kepada kita nikmat Iman. Dikala sebagian orang tidak bersujud, Alhamdulillah...Allah membasuh tubuh kita dengan air wudlu, ditekuknya agar kening ini bisa bersujud.
Nikmat mana lagi yang akan didustakan?
Hadirin, Allah memberikan kepada kita nikmat yang amat berharga, yaitu menutupi aib-aib kita, hingga orang lain tidak tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Orang lain masih ada yang mengangguk, dan menghormat kepada kita, padahal kita tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Allah tidak membeberkan aib, bahkan Allah memberikan kesempatan kita bertobat.
Dikala orang-orang bergelimang maksiat, kita dituntun bisa ke Tanah Suci ini untuk bertobat. Darimana ongkosnya, selain dari Allah? Siapa yang menyehatkan tubuh kita selain dari Allah? Siapa yang memberikan kemampuan kita berkumpul disini selain hanya Allah? Alangkah nistanya, jikalau kita sudah dijamu... lahir batin tenggelam dalam samudra nikmat ini tetapi menjadikan kita kufur nikmat.
Seharusnya saudara-saudaraku sekalian, tekad sudah bulat ditempat ini bahwa hidup hanyalah untuk Allah, setiap waktu hanyalah untuk Allah, tetesan keringat hanyalah untuk Allah. Allah-lah tujuan kita, Allah-lah pelindung yang maha kokoh, Allah-lah Pemberi yang tiada pernah terhenti dan terputus. Allah-lah yang kasih sayangNya menyelimuti dosa-dosa melimpah yang kita perbuat. "Hasbunallaah wani’mal wakiil ni'mal mawlaa wa ni'man nashiir ... walladziina jaahadu fiina lanah diyannahum subulana." Dan orang yang bersungguh-sungguh kepada Allah maka insyaAllah, Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi menuntun kita dijalanNya.
Para pendengar yang budiman diseluruh penjuru negeri, andai bangsa kita ini mengkhianati Allah, maka semua nikmat ini akan berubah menjadi laknat, mungkin inilah saatnya bangsa kita bersungguh-sungguh bertobat. Mudah bagi Allah untuk memberikan bala bencana, dan mudah pula bagi Allah untuk menghilangkannya.
Semoga doa kita bersama di tanah suci ini menjadi jalan kebaikan bagi bangsa kita, khususnya bagi siapapun yang bermunajat.
Allahumma sholli wasallim wabarik 'ala Muhammad wa 'ala alihi wa ashabihi ajma'iin
Ya Allah wahai yang Maha Mendengar Tiada Tuhan selain Engkau wahai yang Maha Menatap Engkau menjanjikan hari ini adalah hari yang penuh kemuliaan Engkau menjanjikan hari ini hari diampuni lumuran dosa-dosa Engkau pula yang menjanjikan hari ini diberi orang-orang yang meminta Engkau pula yang menjanjikan diijabahnya doa-doa .
Ya Allah, inilah kami sekelompok orang-orang yang nista kini menengadahkan tangan kepadaMu, senista apapun kami, kami adalah mahluk ciptaan Mu ya Allah. Kami mohon kepadaMu, dihari yang penuh kemuliaan ini ampuni seluruh dosa kami ya Allah.
Rabbana dholamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khosirin. Ya Allah, ampuni sebusuk apapun diri-diri kami. Ampuni sekelam apapun masa lalu kami, ampuni senista apapun aib-aib kami. Duhai Allah yang Maha Mendengar, ampunilah orang tua kami ya Allah ampuni segala kezaliman kami kepada ibu-bapak kami selama ini. Andaikata kedurhakaan kami menjadi penggelap kehidupan kami, jadikanlah saat ini Kau takdirkan kami menjadi anak yang soleh dan solehah yang dapat menjadi cahaya kemuliaan bagi dunia akhirat kedua orang tua kami
Allahumaghfirlanaa waliwaalidiina warhamhuma kamaa rabbayana shighara...
Ya Allah selamatkan kedua orang tua kami yang berlumur dosa, Islamkan yang belum Islam, beri hidayah bagi yang masih tersesat. Pertemukan bagi yang belum pernah berjumpa dengan ibu-bapaknya ya Allah. Lapangkan kubur bagi yang telah ada di alam kubur. Cahayai, ringankan hisabnya, jadikan ahli syurgaMu ya Allah. Tolong ya Allah, darah dagingnya melekat pada tubuh kami ya Allah. Air matanya, keringatnya...
Tolonglah ya Allah, golongkan kami menjadi anak yang tahu balas budi.
Ya Allah selamatkan seluruh anggota keluarga kami. Jangan biarkan keluarga kami menjadi sumber fitnah, beri hidayah bagi yang belum mengenalMu ya Allah. Jangan biarkan keluarga kami cerai-berai, hina di dunia, hina di akhirat.
Rabb, selamatkan guru-guru yang menuntun kami kejalanMu, para ulama yang menafkahkan hidupnya menuntun kami kejalanMu. Selamatkan orang-orang yang selalu mendoakan kami baik terang-terangan maupun tersembunyi
Ya Allah, Selamatkan orang-orang yang pernah kami zhalimi selama ini,khususnya kaum muslimin yang pernah kami sakiti ya Allah. Jangan biarkan kezhaliman kami menjadi kegelapan bagi dunia akhirat kami Selamatkan kaum muslimin yang pernah menzhalimi kami ya Allah Golongkan kami menjadi pemaaf yang tulus.
Ya Allah ampuni segala kezholiman kami terhadap tubuh kami ini ya Allah Ampuni segala maksiat yang pernah dilakukan oleh jasad ini ya Allah, Bersihkan ya Allah, pada hari ini sebersih-bersihnya. Ijinkan saat akhir hayat tubuh ini menjadi tubuh yang bersih
Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau yang Maha Mendengar Ampuni tetangga-tetangga kami ya Allah, sahabat-sahabat kami, ampuni pula para pemimpin kami ya Allah. Jangan biarkan bangsa kami dipimpin oleh orang-orang yang tidak mengenalMu, oleh orang-orang yang berhianat kepadaMu. Jadikanlah bangsa ini dipimpin oleh orang-orang yang amat mencintaiMu, yang mencintai ummatMu, mencintai agamaMu, yang mencintai hidup lurus dijalanMu.
Ya Allah, tiada Tuhan selain Engkau yang Maha Mendengar. Berkahilah hari ini ya Allah. Jadikan hari ini hari Engkau jamu siapapun yang bermunajat Demi segala keagunganMu ya Allah, Demi segala janji-janjiMu yang tiada mungkin Kau pungkiri, Ijabahi siapapun yang bermunajat saat ini ya Allah, Amin... amin... ya Allah ya Hayyu ya Qoyyum Birahmatika nastaghiitsu ya Arhamar Raahimiin.
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minazholimin
Ya Allah bukankah Engkau maha Adil, kami berada di tanah yang paling berkah, Ijabah ya Mujiib, ijabah ya Mujiib...
Ya Allah, berikan kelapangan bagi yang dihimpit kesusahan Ya Allah, berikan jalan keluar bagi yang dililit kesulitan Ya Allah, berikan kecukupan yang selalu kekurangan Ya Allah, bayarkan yang hidupnya dililit hutang-piutang Ya Allah, jangan biarkan kami mati dalam hutang-piutang Ya Allah, angkat derajat yang selalu dihina dan selalu direndahkan
Ya Allah, lindungi kaum muslimin-muslimat yang terancam dan teraniaya dimanapun berada ya Allah, khususnya mujahidin-mujahidah yang memuliakan agamaMu. Ya Allah, berikan kelapangan bagi yang sedang dilanda kesusahan, tolonglah jauhkan dari fitnah dan bencana ya Allah, berikan kekuatan dan kesabaran, berikan pendamping terbaik yang merindukannya ya Allah.
Rabbana hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatina qurrota a'yun, Waj 'alnaa lilmuttaqiina imaman. Karuniakan kepada bangsa kami rumah tangga yang sakinah ya Allah. Jangan biarkan rumah tangga kami menjadi rumah tangga penuh fitnah Jadikan kaum muslimin ini, suami yang sholeh ya Allah, suami yang jujur, suami yang dapat mempertanggungjawabkan rumah tangganya dihadapanMu. Jangan jadikan suami yang senang menebar fitnah, suami yang berkhianat,
Ampuni ya Allah berikan kesempatan untuk kembali kejalanMu Dan jadikanlah kaum muslimah menjadi istri yang sholehah, istri yang ikhlas, istri yang dapat menjadi penyejuk, istri yang benar-benar menjadi ibu yang tulus bagi anak-anaknya.
Ya Allah titipkan kepada kami keturunan yang lebih baik daripada kami, jangan biarkan terlahir dari diri kami keturunan-keturunan yang durhaka, keturunan durjana ya Rabb, jangan biarkan ada anak-anak yang mencoreng aib diwajah kami Ampuni jikalau kami salah mendidik mereka ya Rabb
Ya Allah, jangan biarkan anak-anak kami menuntut kami di akhirat Robb, utuhkan kami... di dunia mulia, utuhkan kami... di akhirat mulia Ya Allah, hanya Engkaulah pengenggam segala-galanya, kami mohon kepadaMu, terimalah haji kami ini ya Allah
Allahummaj 'al hajjan mabruura, wa sa'yan masykuura wa dzanban maghfuura. Jangan biarkan haji kami menjadi fitnah ya Allah Jadikan haji ini benar-benar membawa keberkahan bagi keluarga kami, bagi keturunan kami, bagi lingkungan kami Jangan biarkan kami mencemarkan agama kami dengan haji ini
Ya Allah undang kami kembali dengan keluarga kami, dengan sanak saudara kami, dengan sanak keturunan kami, juga dengan tetangga dan sahabat-sahabat kami ya Allah. Wahai yang maha Mendengar, Engkaulah yang menggenggam segala kejadian Jadikan umur yang tersisa ini menjadi seindah-indah umur ya Allah Jadikan siapapun yang bermunajat ini menjadi ahli sholat yang khusyu', ahli tahajjud, ahli shaum ya Allah
Jangan biarkan kami jauh dari alQuran-Mu ya Allah Jadikan umur yang tersisa ini menjadi ahli shodaqoh yang tulus, ahli amal yang istiqomah, undang kami semua ke baitullah-Mu ya Allah Jadikan haji-hajjah yang mabrur-mabruroh Ya Allah hanya Engkaulah yang maha tahu akhir hayat kami
Allahumma inna nas aluka iimanan kamila wa yaqiinan shodiqon wa qolban khosyi'an wa lisaanan dzaakiran Allahumma inna nas aluka taubatan nashuhaa, wa taubatan qoblal maut, warahmatan 'indal maut, wa maghfiratan ba'dal maut Allahumma hawwin fii syakaratil maut,
Allahumma inna nas aluka husnul khotimah wa na'uudzubika min suuil khotimah Ya Allah jadikan sisa umur ini, sisa umur yang selalu dekat denganMu. Andai ajal menjemput kami, cabutlah nyawa ini dalam khusnul khotimah Kami berlindung kepadaMu dari mati suul Khotimah Ya Allah kami mohon selamatkan negeri kami ya Allah Allahummaghfir lilmu'miniin wal mu'minat muslimin wal muslimat, al ahyaai minhum wal amwaat...
Ya Allah muliakan agamaMu ini ya Allah Jadikan Islam menjadi jalan keluar bagi bangsa kami ini ya Allah Jadikan para ulamanya bersatu ya Allah Jadikan para ulamanya menjadi suri tauladan bagi ummatMu ya Allah Ya Allah lindungi ummat Islam dari perpecahan ya Allah Lindungi ummat Islam dari kehinaan ya Allah
Ya Allah selamatkan kaum mujahidin dimanapun yang teraniaya Ya Allah berikan kelezatan ma'rifat, kesabaran dan kemenangan yaa Arrhamar Rahimin Ya Allah berkahilah hari ini ya Allah, berkahilah bagi siapun yang bermunajat saat ini ya Allah. Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah Wa Qiina Adzabannar
Rabbana taqobball minna innaka anta samiul 'alim watub alayna innaka antattawaburrahiim Subbahaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yaashifuun wasalamun alal mursaliin Walhamdulillahirrabil alamiin
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

https://dzikir20.wordpre
ss.com/2015/03/21/makkah-madinah-g
alery/

1 Komentar:

  1. Alhamdulillah, mohon izin menyalin dan menyebarkan naskah khutbah. Semoga menjadi ibadah bagi penulis.

    BalasHapus