Rabu Sore menjelang maghrib, tanggal 7 Mei 2014, Alhamdulillah kami bisa melaksanakan jaulah 2 di langgar Darul Mustaqim Muara Banta Dalam. Lokasi masjid ini lebih ke dalam daripada PDAM di muara Banta. Saya sebut masjid kadang-kadang karena sejatinya memang langgar itu ya masjid, hanya saja bukan masjid jami yang biasa dipakai untuk sholat jumat.
Alhamdulillah kali ini, ada enam orang yang ikut jaulah 2. Saya, Rasidi, Ilyas, Ramadhani, Halim dan Sihab. Ini kali pertama jaulah 2 di langgar Darul Mustaqim yang dilakukan oleh lebih 4 orang. Sebelumnya yang jaulah (berkeliling dari pintu ke pintu, rumah ke rumah) untuk dakwah biasanya cuma 2 orang paling banyak. Rasyidi dan Ilyas dari Pandai Kandangan, Ramadhani dari Tangang Bamban. Sedangkan Halim dan Sihab dua orang jamaah itikaf dari Jamaah luar Kandangan yg lagi gerak 4 bulan.
Bila sebelumnya tidak ada yang di dalam, maka sekarang ada yang bertugas di dalam. Karena ada 6 orang, maka yang di dalam 3 orang: mudzakir, tugas taqrir dan mustami. Ahbab yang diluar juga 3 orang, dalil merangkap mutakalim, makmur dan amir.
Salah satu tarbiyah atau pelajaran yang saya rasakan dan saya dapatkan ketika melakukan jaulah untuk dakwah adalah hendaknya hati senantiasa taalluq dan merasa bergantung selalu pada Allah. Bila ketika sedikit orang yang ikut jaulah, perasaan bergantung dan berharap pada Allah bisa dipastikan lebih kuat dan lebih baik. Sebab kita merasa tidak punya kekuatan apa-apa, karena jumlah sedikit, la haula quwwata illa billah. Dan perasaan berserah diri pada Allah lebih kuat.
Namun bila ketika orang yang jaulah lebih banyak, seperti kali ini misalnya, kadang hati sudah merasa lega dan tenang. Lega dan tenang karena banyak jumlah orang. Nah ini yang sebetulnya tidak pas. Walaupun banyak orang yang jaulah, sudah sepatutnya hati kita tetap berdoa, berharap dan bergantung pada Allah, bukan bergantung dan berharap pada makhluk semisal teman-teman yang datang bantu jaulah kali ini. Toh mereka teman-teman itu tidak punya kekuatan apa-apa, tidak bisa apa-apa tanpa ijin Allah. Sehingga kita betul-betul berharap hanya pada Allah, meminta pada Allah. Apakah sedikit atau banyak orang, perasaan hati kita mestinya tetap taalluq dan tawakal, raja dan khauf hanya pada Allah.
Hal itulah yang insya Allah akan lebih mudah kita dapatkan dan kita peroleh apabila kita laksanakan jaulah secara istiqomah, baik sendirian, berdua atau ketika banyak teman yang datang. Sebab jaulah dakwah itu hakekatnya adalah untuk kebaikan kita, agar kita semakin dekat dengan Allah, agar semakin kuat iman dan yakin kita, agar kekal hidayah dalam diri kita. Perkara orang lain dapat hidayah itu bukan wewenang kita, itu mutlak adalah wewenang Allah. Kita hanya ikhtiar dan mengikuti syariat, sedangkan hasil adalah dari Allah bukan dari kita. Laa ilaaha illallah!
Ilutrasi. Jaulah rombongan Habib Sholeh al Jufri |
Alhamdulillah kali ini, ada enam orang yang ikut jaulah 2. Saya, Rasidi, Ilyas, Ramadhani, Halim dan Sihab. Ini kali pertama jaulah 2 di langgar Darul Mustaqim yang dilakukan oleh lebih 4 orang. Sebelumnya yang jaulah (berkeliling dari pintu ke pintu, rumah ke rumah) untuk dakwah biasanya cuma 2 orang paling banyak. Rasyidi dan Ilyas dari Pandai Kandangan, Ramadhani dari Tangang Bamban. Sedangkan Halim dan Sihab dua orang jamaah itikaf dari Jamaah luar Kandangan yg lagi gerak 4 bulan.
Bila sebelumnya tidak ada yang di dalam, maka sekarang ada yang bertugas di dalam. Karena ada 6 orang, maka yang di dalam 3 orang: mudzakir, tugas taqrir dan mustami. Ahbab yang diluar juga 3 orang, dalil merangkap mutakalim, makmur dan amir.
Salah satu tarbiyah atau pelajaran yang saya rasakan dan saya dapatkan ketika melakukan jaulah untuk dakwah adalah hendaknya hati senantiasa taalluq dan merasa bergantung selalu pada Allah. Bila ketika sedikit orang yang ikut jaulah, perasaan bergantung dan berharap pada Allah bisa dipastikan lebih kuat dan lebih baik. Sebab kita merasa tidak punya kekuatan apa-apa, karena jumlah sedikit, la haula quwwata illa billah. Dan perasaan berserah diri pada Allah lebih kuat.
Namun bila ketika orang yang jaulah lebih banyak, seperti kali ini misalnya, kadang hati sudah merasa lega dan tenang. Lega dan tenang karena banyak jumlah orang. Nah ini yang sebetulnya tidak pas. Walaupun banyak orang yang jaulah, sudah sepatutnya hati kita tetap berdoa, berharap dan bergantung pada Allah, bukan bergantung dan berharap pada makhluk semisal teman-teman yang datang bantu jaulah kali ini. Toh mereka teman-teman itu tidak punya kekuatan apa-apa, tidak bisa apa-apa tanpa ijin Allah. Sehingga kita betul-betul berharap hanya pada Allah, meminta pada Allah. Apakah sedikit atau banyak orang, perasaan hati kita mestinya tetap taalluq dan tawakal, raja dan khauf hanya pada Allah.
Hal itulah yang insya Allah akan lebih mudah kita dapatkan dan kita peroleh apabila kita laksanakan jaulah secara istiqomah, baik sendirian, berdua atau ketika banyak teman yang datang. Sebab jaulah dakwah itu hakekatnya adalah untuk kebaikan kita, agar kita semakin dekat dengan Allah, agar semakin kuat iman dan yakin kita, agar kekal hidayah dalam diri kita. Perkara orang lain dapat hidayah itu bukan wewenang kita, itu mutlak adalah wewenang Allah. Kita hanya ikhtiar dan mengikuti syariat, sedangkan hasil adalah dari Allah bukan dari kita. Laa ilaaha illallah!
0 Komentar:
Posting Komentar