Sayyidina Abdullah Dzulbijadain Radhilallahu anhu adalah seorang shahabat yang telah yatim sejak kecil. Lalu, ia tinggal dengan pamannya yang sangat menyayanginya. Kemudian ia masuk Islam dengan diam-diam. Pamannya sangat marah ketika mengetahuinya. Kemudian ia ditelanjangi dan diusir dari rumah pamannya tanpa sehelai pakaianpun. Ketika ibunya mengetahui hal itu, ia pun juga marah. Namun, seorang ibu, ia merasa kasihan juga kepada anaknya, sehingga memberikan sehelai selimut tebal yang sudah usang kepadanya. Lalu selimut itu dibagi menjadi dua, sehelai untuk dipakai di bagian atas dan sehelai lagi di bagian bawah.

Ia datang ke Madinah dan tinggal di Masjid Nabawi, yaitu di shuffah dekat pintu Baginda Nabi SAW. Ia berdzikir sebanyak-banyaknya dengan suara sangat nyaring. Sayyidina Umar Radhiallahu anhu berkata, "Orang ini riya sehingga berdzikir seperti itu". Sabda Baginda Nabi SAW, "Tidak, bahkan ia termasuk Awwabin (orang-orang yang dalam segala urusan senantiasa kembali kepada Allah SWT)

Sayyidina Abdullah Dzulbijadain Radhiallahu anhu meninggal di Tabuk. Suatu malam, para shahabat melihat ada sebuah lampu menyala dekat kuburan. Ketika mendekat, mereka melihat Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sedang turun di kuburnya. Lalu, beliau menyuruh Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar Radhiallahu anhuma, "Angkatlah dan bawalah ke sini jenazah saudaramu."

Kedua shahabat itu mengangkat jenazah itu dan menyerahkannya kepada Baginda Nabi Shallallahu alaihi wassala. Setelah jenazah itu dikubur, beliau berdoa, "Ya Allah, aku meridhainya, maka ridhailah ia." Sayyidina Abdullah bin Mas'ud  Radhiallahu anhu berkata, "Aku menyaksikan semua acara pekuburan itu, dan hatiku berkata: alangkah beruntung seandainya jenazah itu adalah jenazahku."

dikutip dari Fadhilah Dzikir dari Himpunan Fadhilah Amal yang disusun oleh  Maulana Muhammad Zakariyya rahmatullah alaih


kisah dzikir

0 Komentar:

Posting Komentar