Hal-hal apa yang ada di bayangan kita saat ini ketika disebut kata "remaja"? Mungkin mayoritas jawabannya antara lain adalah sosok yang nakal, susah diatur, bengal dan sejenisnya. Lebih ekstrem lagi mungkin sebagian ada yang membayangkan perilaku bebas semisal pacaran, pelaku seks bebas, anggota suatu genk (genk motor misalnya), pengkonsumsi obat-obat terlarang dan minuman keras.


Jarang sekali kita para orangtua atau guru yang membayangkan sosok yang penuh sifat takwa seumpama gemar sholat berjamaah, rajin sholat dhuha, sholat tahajud, atau ber amar ma'ruf nahi munkar, dan berbagai kebaikan lainnya.

Tanpa kita sadari, pikiran kita telah terjerumus ke dalam pikiran negatif seperti pada paragraf pertama. Ini tentu sangat berbahaya. Akibatnya tidak jarang orangtua yang menilai wajar atau sah-sah saja perilaku negatif diatas telah dilakukan oleh anaknya sendiri. Yang ironis adalah bila ada orangtua yang berpikir bahwa jika anaknya tidak melakukan di antara hal itu akan dianggap sebagai anak yang tidak normal. Sehingga ada orangtua yang sampai memprovokasi anaknya sendiri untuk melakukan pacaran, misalnya. Na'udzubillah min dzalik.

Jika sudah sampai pada taraf demikian, tiba lah pada masa bahwa sesuatu yang salah dianggap benar dan sah, sedangkan sesuatu yang sejatinya adalah kebaikan dianggap bertentangan pemikiran modern. Inilah salah satu tanda-tanda akhir zaman.

Memang masa remaja merupakan tahap perkembangan manusia yang penuh gejolak dan semangat, seperti halnya lagu bang haji Rhoma Irama, "Masa muda,,, masa yang berapi-api,,, yang maunya menang sendiri,,, walau salah tak perduli... dan seterusnya. Tidak salah Syekh Muhammad Qutub menyebut bahwa pada masa remaja terdapat ledakan emosi dan fisik yang begitu besar, karenanya terlihat kuat dan membahayakan.

Orang kebanyakan cenderung lebih memperhatikan aspek emosi dan fisik yang pada tahap perkembangan paling tinggi yang di alami masa remaja. Sehingga banyak yang bisa "memaklumi" perbuatan negatif remaja dengan kata-kata "masih dalam tahap pencarian jati diri" dan sejenisnya. Sangat disayangkan bahwa aspek spiritual kurang kita perhatikan. Padahal sejarah membuktikan banyak tokok-tokoh penting dalam Islam hadir dan menjadi teladan bagi umat ketika mulai berinjak masa remaja. Sebut saja Nabi Ibrahim As, yang pada masa mudanya dengan sangat berani menentang bentuk penyembahan berhala yang dilakukan oleh Raja dan rakyat di negerinya.

Sudah saatnya paradigma dan pikiran negatif tentang remaja ini mulai kita singkirkan. Dan harus diganti dengan pikiran positif untuk membangun bangsa yang kuat. Kepada para orangtua dan guru diamanahkan tugas ini, sebagai pendidik dan pengajar bagi para remaja. Tentu dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan masing-masing dan tetap dalam koridor mengikuti yang digariskan ALLAH Swt dan RasulNya.


0 Komentar:

Posting Komentar