Hidup di dunia adalah kesempatan untuk menanam segala bentuk kebaikan. Semakin banyak kebaikan yang kita tanam, maka semakin banyak pula kita akan panen kebaikan itu. Kita akan menuai hasilnya bukan hanya di dunia tetapi hingga ke akhirat juga. Bukan hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya, berusaha lah agar kita menanam benih kebaikan semata.
Dunia maya atau dunia internet adalah hal yang lumrah bagi kebanyakan orang di zaman sekarang. Selanjutnya terdapat Google dan Facebook sebagai tempat nongkrong para pengguna internet. Beragam orang dengan beragam aktifitas di Google dan Facebook terjadi saban hari bahkan saban detik. Maka sungguh beruntung lah jika kita bisa manfaatkan hal ini untuk menyebarkan dan menanam kebaikan.
Kebaikan adalah segala yang mendatangkan keridhaan ALLAH SWT. Dalam kebaikan terkandung nikmat ALLAH SWT. Dan ini banyak sekali hal nya. Jika dirinci atau dituliskan satu persatu dengan pena, tidaklah cukup andai seluruh air di muka bumi ini menjadi tinta, serta seluruh daun di pohon seantero alam turut dijadikan kertasnya. Nikmat-Nya tidak dapat dihitung !
Bicarakan kebaikan, tuliskan kebaikan, sebarkan kebaikan, maka kebaikan akan tersebar. Tapi jika kemaksiatan dan kemunkaran serta perkara dosa yang dibenci ALLAH SWT yang dibicarakan, yang dituliskan atau yang disebarkan, maka kemaksiatan dan kemunkaran serta dosa itulah yang akan meliputi kehidupan manusia ini. Jika sudah begini, yang baik akan dianggap benar, yang salah akan dianggap tindakan terpuji. Kacau lah kehidupan insan di muka bumi. Inilah salah satu hikmah kita dilarang menyebarkan gosip keburukan orang lain, atau disebut ghibah.
Kehidupan manusia adalah kehidupan sosial. Kehidupan seorang manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia lainnya. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian di muka bumi. Nabi Adam alaihis salam saja tidak betah sendirian, walau sudah tersedia aneka kenikmatan tak terkira di surgaNya. Oleh karenanya kita disamping dituntut untuk taqwa kepada ALLAH SWT, kita juga dituntut berbuat baik (ihsan) kepada manusia, serta pada semua makhluk, binatang, tumbuhan dan alam semesta.
Oleh karenanya, jangan sampai ada dalam pikiran kita: "senang lihat orang susah atau susah lihat orang senang". Semakin banyak saudara kita mendapatkan kesusahan, semestinya kita prihatin dan bersedih. Dan, semakin banyak saudara kita mendapat kesenangan, mestinya kita semakin bergembira pula. Ini lah yang kadang-kadang masih belum bisa kita praktikkan.
Akibatnya kadang muncul pikiran agar orang lain tidak usah lah berhasil atau mendapat hadiah misalnya. Coba kita lihat dunia sepakbola misalnya, tim lain adalah lawan, tidak ada tim yang menjadi kawan. Tim lain menang, tim nya kalah, jarang sekali bisa bergembira ria. Pasti sedih. Lihat saja event final piala suzuki Malaysia dan Indonesia tahun lalu sebagai contohnya. Padahal sama-sama negara melayu, sama-sama mayoritas penduduknya Muslim. Dan hal ini umumnya juga berlaku pada aneka pertandingan atau perlombaan lainnya. Suatu pertandingan dan perlombaan yang tidak kita sadari dapat memecah ukhuwah.
Ada satu pengalaman hari ini sebagai inspirasi saya menulis tulisan ini. Tadi sore ketika membaca beberapa status facebook teman saya, terbaca satu status. Isi nya meminta agar teman-temannya di facebook (termasuk saya tentunya) agar memberikan vote pada anaknya di link yang di posting nya. Link itu mengarah pada sebuah ajang pemilihan bintang kecil dari sebuah produk bayi dan anak-anak. Hadiahnya tidak tanggung-tanggung, senilai lebih dari 500 juta rupiah!
Tidak tampak tanda "like" atau "comment" di status itu. Entah apa memang tidak ada yang membaca atau bagaimana. Padahal teman yang terhubung dengannya lebih seribuan orang.
Sejenak terlintas dalam benak saya untuk tidak ikut lah memberikan vote. Toh, jika anak dia dapat hadiah saya juga nggak bakal kebagian hadiah. Namun, pikiran lain hadir. Jika saya memberikan vote, berarti saya melakukan kebaikan, akan dapat nilai (+). Perkara anaknya dapat hadiah atau tidak, itu bukan urusan saya. Dan saya tidak rugi kan?? Sebaliknya jika saya tidak memberikan vote, saya tidak melakukan apa-apa, hanya nilai (0). Hehe..Pikiran ini yang saya ikuti. Saya berikan vote untuk anaknya, semoga aja dapat hadiah tuh anak teman saya. Dan semoga yang saya lakukan benar-benar suatu kebaikan. Aminn..
Beberapa bulan yang lalu juga pernah hal yang serupa terjadi. Minta bantuan vote. Dan Alhamdulillah, saya yang membacanya juga ikut memberikan yang diharapkan oleh teman saya itu.
Ini ditulis bukan untuk pamer. hehe.. hanya berusaha menebar kebaikan, terutama untuk ngisi blog ini agar niat saya untuk menulis tiap hari terwujud. Dan Menulislah untuk kebaikan. Semoga bermanfaat!
0 Komentar:
Posting Komentar