Malam ini, sekitar pukul delapan malam bagian barat waktu Indonesia, kami keluar dari kelas. Kuliah sudah berakhir. Perutku terasa kosong minta di-isi. Satu gelas air Aqua sewaktu di kelas tadi tidak cukup untuk menghilangkan rasa laparku. Terpikir alangkah enak seandainya kuliah ini malam kami dapat jatah makan lagi. Hmmm....

Hingga sekarang, kami sudah melewati masa dua semester kuliah. Alhamdulillah sejak hari pertama kuliah hingga sekarang, kami selalu dapat jatah coffea dan teh plus snack, serta "makan besar" dari pengelola program kuliah. Tidak pernah terpikir sebelumnya. Alhamdulillah... 

Untuk Coffea teh dan snack biasanya disediakan untuk kami pagi sekitar pukul 9 atau 10 pagi. Sebelum atau sesudah kelar satu mata kuliah. Sedangkan untuk "makan besar", disediakan kadang untuk makan siang, makan sore atau makan malam. Tergantung kapan waktu kuliah. Yang jelas, jika ada kuliah, maka di hari itu kami selalu dapat jatah "makan besar".

private doc http://noor-ridhwan.blogspot.comPertama sekali, jatah makan kami berupa makan prasmanan. Kami sangat menikmati saat-saat makan bersama satu kelas. Gembira deh. 

Namun setelah lewat beberapa waktu, kadang suka muncul hal yang tidak meng-enak-kan akibat model prasmanan ini. Bukan karena menunya. Tapi karena orang yang makan. Satu sama lain di antara kami jelas memiliki sifat yang berbeda dengan porsi makan yang berbeda pula. Akibatnya kadang kala jika lambat datang, menu makan sudah berkurang atau bahkan malah habis. 

Biasanya dalam satu kali makan, prasmanan disajikan dengan menu lengkap; mulai nasi, lauk pauk, sayur, buah, kerupuk, hingga sambal :). Maklum banyak orang, kelakuannya tidak sama. Kadang satu orang bisa banyak ambil nasi, ada yang ambil lauk nya beberapa potong sekaligus, yang lain ada yang suka banyak makan sayur atau buah. Sehingga wajar jika yang belakangan datang bisa-bisa tidak kebagian. Kasian memang. Apa boleh buat, karena kita datangnya tidak bersamaan satu kelas (ada 30 orang lebih), kadang lupa atau tidak tahu bahwa masih ada yang belum makan. Siapa yang salah? Mungkin kami semua salah !! (biar tidak ngaku-ngaku benar sendiri :) ).

Tapi ternyata hal itu ku pikir tidak melulu salah kami. Dalam beberapa kesempatan, pernah aku lihat ada orang yang ikut nimbrung makan jatah prasmanan kami. Orang itu bukan dari kelas kami, dan bukan hanya satu orang! Aku hanya bisa bergumam dalam hati, pantas saja jatah kami kadang tidak cukup. Rupanya ada orang lain Mau menegur juga tidak enak, sebab ia biasa dekat ruang kuliah kami. Mestinya kan bisa mikir sendiri, apakah aku punya hak untuk makan ini atau tidak. Kalau tidak punya hak, berarti kan haram jika memakannya. Ya.. lain orang lain pula akal pikirannya.

private doc http://noor-ridhwan.blogspot.com
Memasuki semester kedua, menu makan sudah diganti oleh pengelola. Yang semula prasmanan sekarang diganti nasi kotak. Tentu dengan harapan, semua satu kelas kebagian masing-masing satu nasi kotak. Tapi ternyata, kadang masih ada juga yang tidak kebagian. Lagi, aku pernah melihat ada orang di luar kelas kami yang mengambil satu atau lebih. Apa memang nasi kotaknya berlebih ya ? Atau? Entah lah. Aku tidak tahu pasti. Hanya bisa ikut prihatin karena beberapa kali ada teman yang tidak kebagian nasi kotak. (Alhamdulillah sekarang kasus seperti ini sudah tidak ada lagi, semua sudah kebagian).

Satu kekurangan yang timbul akibat nasi kotak ini. Jatah coffea dan teh serta snack pagi hari sudah tidak disediakan lagi. Padahal biaya kuliah per semesternya tetap lo, tidak berkurang. Apa mungkin biaya nasi kotak lebih mahal daripada prasmanan? Sehingga uangnya tidak bisa lagi untuk menyediakan coffea teh dan snack? Atau? Sekali lagi entah lah. Anggarannya juga tidak jelas.


Lalu, ada satu lagi yang hingga kini kadang jadi pemikiran, baik diriku atau beberapa teman yang lain. Jatah makan untuk kami dihitungnya per hari, bukan berapa mata kuliah per hari-nya. Dengan demikian, satu hari hanya dapat satu kali nasi kotak. Tidak peduli apakah hari itu kami masuk dua mata kuliah atau tiga mata kuliah. Tidak peduli juga berapa sesi dihitungnya pertemuan kala itu. Seperti hari ini, yang terhitung kami masuk tiga mata kuliah. Satu mata kuliah pukul 8 pagi dan dua mata kuliah masuk pukul 5 sore hingga pukul 8 malam. Hanya dapat satu nasi kotak siang hari setelah selesai kuliah pertama. Yang dua mata kuliah sore hingga malam-nya tidak dapat lagi :(  laper dehh...

Jadi, enaknya itu jika kuliah tiap hari satu mata kuliah saja. Misal, 5 mata kuliah untuk 5 hari dalam seminggu. Sehingga tiap hari selama 5 hari selalu dapat jatah makan. Hehehe.... Lain halnya jika 5 mata kuliah dalam 2 hari, berarti hanya 2 kali dapat jatah makan. Di sini nampak ketidakjelasan anggaran pengeluaran untuk jatah makan ini.

Memang, persoalan makan atau tidak makan ini persoalan kecil bagi sebagian orang. Tapi hati-hati lah! Andai kita pengelola program, tentu kita akan bertanggungjawab penuh pada penggunaan uang terkait pengeluaran jatah makan ini. Sudah jujur kah kita? Atau malah korupsi? Sudah amanah atau tidak kah dalam menunaikan hak orang lain? Pada pemerintah kita pertanggungjawabkan. Dan ini mungkin mudah dengan kuitansi dan aneka surat pertanggungjawaban lainnya. Tapi tentu berat jika kita sadar bahwa kita adalah hamba Allah SWT. Ada Allah SWT yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat segala yang kita kerjakan, termasuk tipu daya kita pada manusia. Dia lah yang akan membalas segala perbuatan dan amal kita. Amal baik akan dibalas dengan kebaikan dan ketentraman. Amal jahat tentu akan berbuah sesuatu yang tidak meng-enak-kan bagi kita. Semoga bermanfaat.

0 Komentar:

Posting Komentar