Reflection from my busy day:
Hari terus berlalu. Setiap menit sangat berharga. Secara garis besar yang saya lakukan hari ini:
- Bangun tidur lalu shalat subuh
- Sekitar satu jam ngerjakan perbaikan artikel. Artikel buat jurnal Q1 yang sdh direviu oleh 7 pakar yang semuanya suka dg kebaruan tulisan tapi masukannya juga banyak. Percayalah, paper ini mungkin sdh menghabiskan waktu lbh seratus jam mulai dari merancang penelitian, ngumpulin data, analisis dan nulis. 
- Trus segera siap2 ke kampus dan sarapan satu biji pisang
- Jam 7:30 lanjut perbaiki tulisan di kantor
- Sekitar pukul 9:30 ikut shut up & write 2 jam. Di sini para staf atau pun mahasiswa riset Master dan PhD didorong utk bisa datang duduk, diam dan nulis. Di sana disiapkan kopi gratis. Di sana ada timer, 25 menit nulis, 10 menit ngobrol begitu seterusnya. Sekedar info, minggu depan juga ada intensif writing. Agar banyak yang mau datang nulis, kita dijanjiin doket belanja setiap hari. Begini cara University mendorong staff dan mahasiswanya nulis karena nulis itu tak mudah. Okay. 
- Jam 12 saya dan satu mahasiswa doktor saya pergi makan siang. Sambil makan kita bicara strategi studi S3
- Pukul 12:30pm saya pergi kerja gotong royong dg para staf, nyiapkan hari ultah Fakultas Pendidikan UC
- Jam 2:30-4:30 ngajar. Perasaan hari ini, pengajaran saya paling sukses deh. Saya bantu para calon guru melihat dan merasakan pentingnya analisis statistik bagi guru. Wah salah satu mahasiswa saya asal Vietnam presentasi termasuk ide matematika statistik. Sambil ngikuti presentasi mahasiswa saya, saya dapat inspirasi langkah2 pengajaran. Saya bantu mereka melihat relevansi statistik dg tugas masa depannya. Saya melihat banyak AHA moment hari ini, banyak senyum dan surprise. Saya beri beberapa sampel data untuk didiskusikan dan diolah oleh mahasiswa saya. Tak terasa deh, 2 jam habis. 
- Selesai ngajar, saya ke cafe beli bahan makan malam. Sambil nunggu pesanan nasi goreng dkk, saya cek email dan WA. Ssya hanya sempat merespon sebagian. 
- Suami pulang kerja dan mampir jemput saya. Tiba di rmh, suami dam saya makan malam. Anak2 hingga sekarang masih di kampus. Mereka sibuk banget. 
- Trus saya nelpon kawan, masih urusan kantor tentunya. Percakapan kami singkat tapi bermakna. 
- Trus nelpon Ibu tercinta dan tersayang. Saya tunjukkanlah bunga yang mulai mekar di taman, buah jeruk yang banyak dan tomat camilan saya. Videonya saya posting ya. 
- Karena langkah kaki sdh 7000+, sehabis shalat magrib, saya ngajak suami jalan kaki di sekitar rumah biar dapat 10,000 + langkah
- Sambil jalan, suami jadi sasaran utk perjelas ide. Saya jelasin skenario pengajaran online saya buat besok pagi.
- Saya perjelas ide saya bahwa saya mau buat 4 video demo. Para calon guru ini akan saya kelompokkan, lalu masing2 saya beri tugas yang berbeda dan dapat satu video demonstrasi. Instruksi video harus jelas. Mereka akan diminta mengerjakan satu tugas terbuka secara berkelompok dan mempresentasikan. 
- Skenario 1 jam: 4 klp akan kerja klp selama 20 menit dan presentasi hasil klp maksimal 5 menit. Berarti total 40 menit. 20 menit sisanya buat diskusi dan refleksi, simpulan dan feedback.
- Okay, sepulang jalan, kita duduk2 depan rumah. Suami cerita yang lucu2 bikin saya ketawa. Suami juga nunjuin hpnya dan ngasih update teknologi. Gimana cara dia nyalain lampu taman dari jarak jauh. Gimana caranya narik uang dari ATM tanpa kartu ATM, nunjuin cara monitor rumah dari jauh. Maklum, istri tidak ngurusi hal2 itu. Kan ada suami yang ngurusi. Kita kan bagi2 tugas. 
- Setelah itu, suami bikin cappuccino dan roti bakar sedang saya ngetik postingan ini.

Itu sedikit perjalanan kesibukan sebagai akademisi di Australia. Setiap menit berharga. Setiap menit bernilai karena hidup ini ada tujuan, yaitu menjadi orang yang bermanfaat sesuai amanah Sang Maha Penyayang. 
So what? Hidup akan berharga jika kita menghargai setiap menit kehidupan kita untuk suatu tujuan yang mulia. Tujuan bisa apa saja yang penting mulia. Semoga bermanfaat.

Sumber https://www.facebook.com/681509316/posts/10159071789174317/

0 Komentar:

Posting Komentar