Di era tahun 80-an ikut liqo' itu keren lho. Sebab di masa itu liqo' dilaksanakan diam-diam dan rahasia. Istilahnya sirriyah. Berasa lagi jadi agen MI-6 atau CIA.
Kalau mau ngumpul liqo', kita kudu jaga amniyah. Yang pasti saya tidak akan mau cerita kalau saya ikut liqo'. Siapa teman liqo' saya dan siapa murobbi saya, wah itu off the record.
Soalnya semua itu kudu dirahasiakan. Takut nanti ketahuan toghut, bisa habis kita ditangkapi. Gitu ceritanya.
Apalagi ada kajian siroh nawabiyah tentang masa dakwah sirriyah selama tiga tahun pertama dakwah Nabi SAW di Mekkah. Semakin mantab saja saya merahasiakan liqo' saya.
Yang unik ikut liqo' di masa itu kita tidak terbawa arus politik. Justru kita menjauhkan diri dari perseteruan politik.
Begitu juga kita tidak dibenarkan saling sikut antar ormas macam sekarang ini.
Ada materi khusus tentang hal ini, yaitu Ukhuwah Islamiyah danFiwhud Dawakwah. Ada prinsip baku yaitu Islamiyah Qabla Jam'iyah. Kita lebih memprioritaskan keislaman ketimbang fanatisme pada organisasi formal.
Anda mau NU, Muhamadiyah, PERSIS, atau apapun golongannya, tidak jadi masalah. Sebab persaudaraan kita sebagai muslim jauh lebih kuat dari pada baju ormas.
Yang dibahas dalam liqo' juga materi yang lebih membuat kita semakin mendekat dengan agama Islam. Mengenal Allah, mengenal Rasul, mengenal Din Islam, mengenal Qur'an dan dasar-dasar agama.
Kalau pun alurnya pakai konsep rububiyah dan uluhiyah, tapi tidak anti dengan sifat 20 juga. Ribut masalah tangan Allah apakah tangan atau kekuasaan, sama sekali tidak pernah dibahas. Soale yang ngajar pun nggak terlalu paham juga.
Mungkin kalau liqo' nya di salafi, masalah kayak gitu rada kenceng. Tapi liqo' saya ini bukan liqo' salafi. Justru kami rada bersebrangan dengan salafi dalam masalah ini.
Di liqo'-an saya tidak ada ajaran kudu cingkrang atau jenggot kudu lebat. Pemisahan Ikhwan akhawat pun juga tidak. Saya biasa rapat bareng para akhwat tanpa harus pakai hijab.
Boleh dibilang jalur liqo' yang saya punya itu adalah jalur yang moderat. Nasyid pun pakai versi dung dung dung alias pakai musik. Musik tidak terlalu haram di liqo'-an saya. Hehe
Tapi jangan salah dulu bilang liqo' saya abal-abal. Tahu nggak siapa murobbi saya? Beliau adalah alm. Ustadz Rahmat Abdullah. Beliau dikenal dengan sebutan Sang Murobbi. Kisahnya pernah difilmkan. Ada di YouTube nya kalau mau nonton.
https://youtu.be/8_jmpsMkPkQ
Sebenarnya perkenalan saya dengan beliau karena kebetulan saja. Kan beliau itu ketua remaja masjid di masjid depan rumah saya.
Waktu itu saya ceritanya jadi anak takmir masjid. Ayah saya sebagai takmir kemudian bikin kaderisasi anak muda biar dapat kesempatan ceramah.
Nah salah satu kadernya adalah ustadz Rahmat itu. Beliau kan sekolah di Asy-Syafiiyah Balimatraman, jadi murid KH Abdullah Syafi'i.
Jadilah beliau ketua remaja masjid yang pintar ceramah. Lalu dibentuklah kelompok-kelompok mentoring. Saya otomatis jadi anggotanya. Sampai akhirnya beliau bikin group liqo', maka saya pun ikut disitu.
Dipikir-pikir rada tinggi juga kasta saya dalam per-liqo'-an. Hehe
Bukan apa-apa, dimana-mana orang menyebut murabbi saya itu sebagai tokoh besar. Lha saya tiap hari ngobrol bareng dan begadang bareng.
Ketika reformasi pada mulai bikin partai, saya termasuk yang muntaber alias mundur tanpa berita. Orang pada sibuk kampanye, saya sibuk mendirikan Ma'had pengajaran bahasa Arab.
Entah bagaimana, saya kok kurang sreg dengan urusan berpartai. Apalagi pada nyaleg jadi DPR. Saya sudah spin-out waktu itu.
Meskipun saya juga tidak bermusuhan dengan mereka. Toh semua teman-teman saya juga. Hubungan tetap baik-baik saja. Dan tidak ikut ribut gaduh.
Soalnya basis saya di dunia ilmu dan pengajaran, bukan di perpolitikan. Berpolitik sudah kurang menarik buat saya. Soalnya yang dipolitikin kita-kita juga, sesama muslim sendiri. Cuma beda latar belakang sejarah saja.
Dari pada ribut soal politik, kenapa nggak ngaji ilmu yang dalam saja.
Itu saya. Tidak harus semua setuju dengan saya. Saya bisa maklum. Tapi tidak setuju bukan berarti harus bermusuhan, kan. Tidak harus nyinyir juga.
Walau beberapa junior saya, bahkan level cucunya banyak yang nyinyirin saya. Hehe, woi murobbi lu tuh dulu gue yang ajak ikut liqo'. Masak gue lu bantai juga?
Kalau ditanya di liqo' dapat apa?
Banyak lah. Dapat pengalaman, teman, kenalan, motivasi, jam terbang, juga wawasan.
https://www.facebook.com/100000219936471/posts/4798507176833233/
0 Komentar:
Posting Komentar