“Assalaamu’alaikum, saya Gita, masih SMA. Mau nanya nih, gimana sih hukumnya jilbab? Kan sunnah ya?"

Potongan kalimat pertanyaan di atas saya copy kan dari cerpen "Ketika Mas Gagah Pergi". Judul KMGP sendiri sebenarnya sudah lama saya ketahui, yaitu pada rentang tahun 2001 hingga 2007. Akan tetapi baru tahun 2015 ini saya sempatkan untuk membacanya. 

Setelah membacanya, ada hal yang menarik untuk dibagikan di blog ini, yaitu tentang alasan wanita memakai jilbab. Helvy Tiana Rosa, sang penulisnya, dengan cerdas menyajikan banyak argumen tentang jilbab melalui cerpen yang layak dibaca para remaja putri kita, siswi SMP, SMA hingga anak kuliahan. Untuk diketahui, cerpen Ketika Mas Gagah Pergi ini banyak sekali mendapat sambutan positif dari umat Islam di Indonesia. Dengar-dengar tahun ini sedang diusahakan untuk membuat Film Ketika Mas Gagah Pergi, sehingga bisa dinikmati lebih banyak umat Islam lainnya di Indonesia khususnya.

Pertanyaan di atas dilontarkan oleh Gita adik Mas Gagah, dalam acara seminar umum tentang generasi pemuda Islam yang diadakan di UI, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya. Akan tetapi yang menjawab pertanyaan itu adalah Mbak Nadia Hayuningtyas, pembicara lainnya yang mulai berjilbab ketika kuliah di Amerika.



Berikut 8 alasan mengapa wanita mesti berjilbab:

Alasan pertama karena berjilbab adalah perintah Allah dalam surat Al Ahzab ayat 59 dan An Nur ayat  31. 

Kedua, karena jilbab merupakan identitas utama untuk dikenali sebagai seorang muslimah. Astri Ivo, seorang artis, justru mulai menggunakan jilbab saat kuliah di jerman. 

Alasan ketiga, karena dengan berjilbab seorang wanita merasa lebih aman dari gangguan. Dengan berjilbab, orang akan  menyapa saya “Assalamu’alaikum”, atau memanggil saya “Bu Haji” yang juga merupakan do’a.
Jadi selain merasa aman, bonusnya adalah mendapatkan do’a. Hal ini akanberbeda bila muslimah mengenakan pakaian yang ‘you can see everything’.

Alasan keempat, dengan berjilbab, seorang muslimah akan merasa lebih merdeka dalam artian yang sebenarnya. Perempuan yang memakai rok mini di dalam angkot misalnya akan resah menutupi bagian-bagian tertentu tubuhnya dengan tas tangan. Nah, kalau saya naik angkot dengan berbusana muslimah saya bisa duduk seenak saya. Ayo, lebih merdeka yang mana?”

Alasan kelima, dengan berjilbab, seorang muslimah tidak dinilai dari ukuran fisiknya. Kita tidak akan dilihat dari kurus, gemuknya kita. Tidak dilihat bagaimana hidung atau betis kita…. melainkan dari kecerdasan, karya dan kebaikan hati kita.”

Keenam, dengan berjilbab kontrol ada di tangan perempuan, bukan lelaki. Perempuan itu yang berhak menentukan pria mana yang berhak dan tidak berhak melihatnya”.

Ke tujuh. Dengan berjilbab pada dasarnya wanita telah melakukan seleksi terhadap calon suaminya.Orang yang tidak memiliki dasar agama yang kuat, akan enggan untuk melamar gadis berjilbab, bukan?”

“Terakhir, berjilbab tak pernah menghalangi muslimah untuk maju dalam kebaikan,” 

“O ya berjilbab memang bukanlah satu-satunya indikator ketakwaan, namu berjilbab  merupakan sebuah realisasi amaliyah dari keimanan seorang muslimah. Jadi lakukanlah  semampunya. Tak perlu ada pernyataan-pernyataan negatif seperti “Kalau aku hati dulu yang  dijilbabin”. Hatikan urusan Allah, tugas kita beramal saja dengan ikhlas.”
-------------------------
Penasaran ingin membaca cerpen Ketika Mas Gagah Pergi selengkapnya? Bisa Anda Download Gratis di alamat ini: Download Ketika Mas Gagah Pergi







0 Komentar:

Posting Komentar