"Hei! sudah sholatkah..?" seruku pada salah seorang siswa yang berjalan mau pulang.
"Belum pak" balasnya.
"Ayo kita sholat.." lanjutku, sambil berjalan melangkah menuju mushola sekolah.
"Nanti saja pak.., di rumah saja". balasnya lagi.
Aku pun berjalan dengan tidak enak hati. Pasalnya aku bakal sholat zuhur sendirian.
Ini hari kedua bagi siswa mengikuti Ulangan Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 2 Kandangan. Hari ini Selasa, 14 Oktober 2014. Sholat zuhur hari ini "terpaksa" tidak tepat di awal waktu. Jadwal UTS yang memaksanya. Aku sebagai salah seorang guru pengawas UTS. Aku terpaksa menuntaskan tugas mengawas ulangan hingga siswa di kelas selesai semuanya atau waktu ulangan habis. Jadwal ulangan terakhir hari ini selesai pukul 12.45 WITA, sedangkan waktu zuhur wilayah Kandangan dan sekitarnya mulai pukul 12.10 WITA. Meski begitu, aku tetap ingin agar bisa sholat berjamaah, dan bersama siswa itu harapanku
Sambil berjalan menuju tempat wudhu, aku masih saja memikirkan ketidakinginan siswa tadi untuk sholat berjamaah bareng aku. Memang sebagian besar siswa dan siswi sudah pulang. Sebagian lain masih di kelas. Adapun kelas dimana aku mengawas tadi sebenarnya sudah dibilangin agar selepas ulangan jangan pulang dulu, sholat zuhur dulu.. maklum lah kelas XI IPS, aku tidak ngajar di kelas ini.
Bisa jadi cara mengajaknya saja yang kurang pas, pikirku.
Selesai wudhu, aku melihat-lihat kalau-kalau ada lagi siswa yang bisa ku ajak sholat zuhur berjamaah. Benar saja, di depan musholla ada dua siswa lagi berdiri. Aku pun melambai pada salah satunya, isyarat bahwa ia ku panggil. Bukan hanya satu, tapi kedua-duanya.
Pertama aku tanya ia, apakah sudah sholat zuhur atau belum. Ia menjawab belum. Alhamdulillah setelah ku ajak untuk sholat bareng, ia pun mau dan segera berjalan ke tempat wudhu. Satunya ternyata non muslim, sehingga aku hanya bincang-bincang sembari menunggu ia selesai berwudhu.
Alhamdulillah, rupanya ada beberapa bapak guru lain yang juga mau sholat zuhur setelah siswa yang satu itu berwudhu. Jadilah kami sholat berjamaah. Semoga keutamaan sholat berjamaah yang lebih baik 27 derajat daripada sholat sendirian itu kami dapatkan. Ingin ku berterimakasih pada siswa kelas XII IPS itu. Seingatku namanya Wahyu. Semoga keberkahan meliputi hidupnya, ditetapkan dalam Iman dan Islam hingga akhir hayat. Aamiin..
"Belum pak" balasnya.
"Ayo kita sholat.." lanjutku, sambil berjalan melangkah menuju mushola sekolah.
"Nanti saja pak.., di rumah saja". balasnya lagi.
Aku pun berjalan dengan tidak enak hati. Pasalnya aku bakal sholat zuhur sendirian.
Ini hari kedua bagi siswa mengikuti Ulangan Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 2 Kandangan. Hari ini Selasa, 14 Oktober 2014. Sholat zuhur hari ini "terpaksa" tidak tepat di awal waktu. Jadwal UTS yang memaksanya. Aku sebagai salah seorang guru pengawas UTS. Aku terpaksa menuntaskan tugas mengawas ulangan hingga siswa di kelas selesai semuanya atau waktu ulangan habis. Jadwal ulangan terakhir hari ini selesai pukul 12.45 WITA, sedangkan waktu zuhur wilayah Kandangan dan sekitarnya mulai pukul 12.10 WITA. Meski begitu, aku tetap ingin agar bisa sholat berjamaah, dan bersama siswa itu harapanku
Sambil berjalan menuju tempat wudhu, aku masih saja memikirkan ketidakinginan siswa tadi untuk sholat berjamaah bareng aku. Memang sebagian besar siswa dan siswi sudah pulang. Sebagian lain masih di kelas. Adapun kelas dimana aku mengawas tadi sebenarnya sudah dibilangin agar selepas ulangan jangan pulang dulu, sholat zuhur dulu.. maklum lah kelas XI IPS, aku tidak ngajar di kelas ini.
Bisa jadi cara mengajaknya saja yang kurang pas, pikirku.
Selesai wudhu, aku melihat-lihat kalau-kalau ada lagi siswa yang bisa ku ajak sholat zuhur berjamaah. Benar saja, di depan musholla ada dua siswa lagi berdiri. Aku pun melambai pada salah satunya, isyarat bahwa ia ku panggil. Bukan hanya satu, tapi kedua-duanya.
Pertama aku tanya ia, apakah sudah sholat zuhur atau belum. Ia menjawab belum. Alhamdulillah setelah ku ajak untuk sholat bareng, ia pun mau dan segera berjalan ke tempat wudhu. Satunya ternyata non muslim, sehingga aku hanya bincang-bincang sembari menunggu ia selesai berwudhu.
Alhamdulillah, rupanya ada beberapa bapak guru lain yang juga mau sholat zuhur setelah siswa yang satu itu berwudhu. Jadilah kami sholat berjamaah. Semoga keutamaan sholat berjamaah yang lebih baik 27 derajat daripada sholat sendirian itu kami dapatkan. Ingin ku berterimakasih pada siswa kelas XII IPS itu. Seingatku namanya Wahyu. Semoga keberkahan meliputi hidupnya, ditetapkan dalam Iman dan Islam hingga akhir hayat. Aamiin..
menjelang sholat jamaah di musholla sman2 kandangan |
0 Komentar:
Posting Komentar