Pengalaman mengikuti kegiatan pengajian di kampung di wilayah sekitar kota Kandangan, suatu ketika ada mendengar Guru menyebutkan yang kurang lebihnya: bila membaca buku tanpa guru, maka gurunya adalah syaitan atau iblis.

kitab



Sepintas lalu, maka kalimat itu berisi larangan tersirat bagi kaum muslimin untuk membaca buku agama sendirian, karena gurunya adalah syetan atau iblis. Pesan tersirat selanjutnya adalah agar kaum muslimin harus mendengarkan guru atau ustadz saat babacaan (bahasa banjar: pengajian agama Islam). Lebih lanjut, konotasinya menjadi: jangan berani-berani membaca buku agama sendirian tanpa guru, bisa berbahaya karena berguru pada syetan atau iblis.

Menurut saya pribadi, apabila kesimpulan terakhir yang dipegang dan diamalkan oleh kaum muslimin awam, maka jangan heran kebodohan dan kejahilan agama masih tersebar luas di daerah kita. Sebab masyarakat tidak akan berani untuk baca buku agama sendirian. Masyarakat juga tidak akan tertarik beli buku agama, karena khawatir dicap berguru pada syetan. Bukankah syetan itu menjerumuskan dan mengajak pada dosa.

Bila kita pikirkan, lalu apakah guru babacaan yang membaca kitab itu tidak dikatakan sebagai membaca sendirian. Bukankah beliau juga membaca kitab tanpa guru beliau yang mendengarkan? Bukankah beliau guru itu juga manusia biasa, bisa salah bisa khilaf. Apalagi jika niat memberikan pengajian/babacaan itu orientasinya untuk mendapatkan amplop uang, bukan karena Allah SWT. Wallahu a'lam.

25 Maret 2014 lalu, saya posting pertanyaan tentang membaca tanpa guru itu di grup kargozari dakwah. Bunyi pertanyaan saya adalah: Sebagian orang mengatakan yg kurang lebihnya: bila membaca buku tanpa guru, maka gurunya adalah syaitan atau iblis. Bagaimana komentar para ahbab akan hal ini?

Beberapa jawaban di komentar saya salinkan sebagai berikut:

Al Fathir Metalliqy : Belajar ilmu fiqih tanpa guru maka gurunya syithan, ini pendapat Imam Malik bin Anas Rah.a seorang tabi'in, generasi terbaik, mujtahid mutlaq, muhadits dan pendiri madzab Maliki dan salah seorang guru Imam Syafi,i Rah.a
Sudah sepantasnya memperhatikan pendapat fuqoho yg satu ini.

Ben Hifni : Tiada hadis yang cakap begitu.

Al Fathir Metalliqy : He.he.he.. zaman nabi belum ada istilah ilmu fiqih... Beliau hafal lebih 1jt hadits, lebih faham daripada umat zaman sekarang yg hanya bermodal tak lebih 100rb hadits.

Ben Hifni : Ramai kafir masuk Islam dengan membaca buku tanpa guru. Adakah mereka bergurukan syaitan?

Irwan AbiFawwaz Rasyid : klo udh bisa membaca mosok harus didampingi guru terus, didampingi guru klo saat kita belajar membaca...itu baru tepat.

Hasan : menggunakan kata2 guru sebaiknya tdk terlalu kaku, kita baca buku, kemudian cari pembanding, diskusikan, Alam Takambang Jadi Guru, InsyaAllah

Badrusyaman : Untuk masa'il mesti blajar dgn 'ulama.untuk fadhoil 'amal bolehlah bca buku karya 'ulama.betul...betul...betul...jangan marah ye...

Muhammad Saleh : Jujur...... Saya gk memiliki guru yg saya baiat! Dasarnya, jgn taklid! Karena selain Allah adalah Mahluk! Dan semua mahluk Allah, SEMUANYA adalah majelis Ilmu! Dalilnya...... Terdapat TANDA-TANDA kebesaran Allah di SETIAP cipta'annya, bagi manusia yg berfikir! Bukan berati saya menafikkan guru !!! Rusaknya manusia hanya sedikit sekali peran guru! Karena guru yg Haq atau Bathil, penetunya ialah penuntut itu sendiri ! Syetan pun tidak memiliki kuasa apa-apa! Dia jg mendapt Ilmu dari Allah! Ingatkah kalian ketika Allah hendak menyampaikan Ayat Kursi kepada Abu hurairah melalui Syetan!? Dan adakah mursyd yg lebih baik, melebihi Nuh, Lud, Ibrahim dan lainnya..... !? KunciNya..... Kembali kepada Niat, dan kesungguhan, serta bagai mana Membinanya, menjadi Amal!? Ini semua Taqdir Allah! Kata Nabi SAW, "Manusia itu beramal berdasarkan Taqdirnya".

Noor Ridhwan : Makasih @Muhammad Saleh yg mengingatkan bahwa abu hurairah "gurunya" adalah syaitan

Muhammad Saleh : Yups.... Sama-sama tuan! Sekedar merenungkan kembali, Ualama katakan," Belajr tampa guru, maka gurunya adalah Syetan ". Tetapi di situ tidak di katakan, "Belajr tampa guru,maka sesat". Yg Namanya Belajr,bila Niatnya benar, maka kelak, akan ada kebaikan-kebaikan dalam perbaikan! Yg salah itu, orng Yg sombong yg sudah gk Mau belajar! Terkadang, Allah memberi Nasehat/Hikmah dari Orng Yg belum Islam, apakah kita hendak menolaknya!? Kata saydina Ali r.a , yg Maksudnya, perhatikan Isi bicaranya,bukan Yg berbicara!

-------------

Semoga tulisan ini bermanfaat, jangan takut membaca buku agama. perdalam ilmu agama kita, membaca fadhail amal dan ziarah berkunjung pada alim ulama, tanya masalah agama pada alim ulama guru-guru kita.


0 Komentar:

Posting Komentar