Dalam hadits2 sering kita temui betapa Rasulullah saw sangat perhatian kpd para Sahabatnya, satu per satu. Bahkan juga orang yg membencinya sekalipun. Bahkan pernah diceritakan bagaimana Beliau menanyakan Sahabatnya, "Mimpi apa semalam?".

Seseorang yang menanyakan mimpi sahabatnya, hanya ada 2 kemungkinan: kehabisan pertanyaan krn sangat dekatnya atau ingin mendalami karakter dan masalah sahabatnya.

Dengan caranya yg unik, Rasulullah saw, melakukan manajemen pendidikan berbasis personal, sehingga satu per satu Sahabatnya dikenal betul sifat2 personality productive nya dan potensi2 unik yang ada pada diri mereka.

Maka tidak perlu heran, bagaimana Rasulullah saw memiliki kemampuan yg baik dalam menempatkan para "murid" nya itu dalam tugas2 khusus yang kompleks dan detail. Dalam manajemen modern, masalah menempatkan orang yg tepat pd tugas yg tepat adalah masalah keseluruhan dari SDM.

Misalnya, Umar ra yang temperamental namun tegas dan cerdas, tidak pernah ditugasi untuk menjadi panglima perang. Panglima perang mestilah sekelas Zaid bin Haritsah ra atau Khalid bin Walid ra atau Usamah bin Zaid ra, yang tidak temperamental, kalem, memiliki pandangan tajam ke depan, komprehensif, detail namun bijak mengambil keputusan dgn cepat.

Begitupula tugas-tugas seperti delegasi atau duta, diberikan kepada Mushab bin Umair ra yang tampan dan pandai bertutur. Tugas spy atau mata-mata diberikan pada Huzaifah ra yg cekatan dan cepat mengambil keputusan tindakan. Hal yang sama juga pada tugas2 lain spt Tugas mencatat alQuran atau alHadits.

Bahkan tugas Menghafal alQuran, juga diberikan khusus, walau semua Sahabat tentu menghafal alQuran dengan kadarnya masing2., namun ada orang2 yg secara spesifik ditunjuk utk tugas ini. Tugas mencari dan mengumpulkan dana, Tugas mendakwahi kabilah-kabilah atau kampung2 dsbnya

Apa artinya? Bahwa pendidikan Islam, adalah pendidikan yang tidak hanya membangun aqidah dan tauhid, tetapi juga pendidikan yang menghargai dan mengembangkan berbagai potensi2 unik yang dimiliki tiap individu. Tidak ada kewajiban bahwa semua anak harus bisa menjadi semua. Karena konsep berjamaah adalah mensinergikan potensi2 kekuatan dan menstrategikan kelemahan2 yg ada.

Semua individu, tentulah memiliki misi umum sebagai penyeru kebenaran dan menjadikan Islam sebagai rahmat Namun tiap individu juga memiliki misi khusus sesuai personality productive nya atau potensi keunikannya. Dari sinilah akhlak bisa berkembang dengan baik menuju kemuliaanya dalam manfaat bagi ummat.

Mengapa pendidikan Islam di sekolah2 Islam tidak menerapkan ini dalam proses pendidikannya? Mengapa bahkan kebanyakan cenderung lebih suka meniru konsep persekolahan masal ala industrial yang banyak memuja penyeragaman pengetahuan akademis dan abai terhadap potensi keunikan individu?

Mari kita benahi bersama, agar peradaban Islam kembali bersinar dengan beragam potensi hebat anak2 Muslim


pendidikan personal

0 Komentar:

Posting Komentar