Seorang laki-laki terhormat telah tiba di Balkh di Iran, bersamanya ada istri dan anak-anak gadisnya. Singkat cerita, laki-laki itu jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia, meninggalkan istrinya dan anak-anak gadisnya. Tanpa suami dan ayah, sang istri dan anak-anak gadisnya menjadi miskin dan menderita. Merasa takun akan cemoohan yang memusuhi, sang istri mengungsi dari Balkh bersama anak-anak gadisnya menuju kota yang lain.
Di hari dia tiba di kota tujuan, cuaca sangat dingin, sehingga dia meninggalkan putri-putrinya di masjid dan ia sendiri pergi keluar mencari makanan. Dia berlakan melewati dua gerombolan orang-orang. Salah seorang di kumpulan muslim adalah seorang Syaikh dan satu di kumpulan lain adalah Zoroastrian (Majusi) yang merupakan petugas keamanan kota.
Pertama kali ia pergi menemui Syaikh dan menyampaikan keadaannya, “saya seorang wanita dari keluarga terhormat, dengan putri-putri saya yang saya tinggalkan di sebuah masjid, saya datang untuk mencari makanan”. Syaikh bertanya, “Berikan bukti bahwa memang engkau berasal dari keluarga terhormat”. Wanita itu menjawab, “saya orang asing di kota ini dan tidak mengetahui seorangpun di kota ini yang dapat menjadi saksi saya”. Wanita itu merasa sedih, lalu ia berjalan pada Majusi dan menjelaskan keadaannya, menyempaikan latar belakangnya sebagai bangsawan, dan putri-putrinya yang yatim sedang menunggu kepulangannya. Dia juga menyebutkan pada Majusi bagaimana Syaikh mempelakukannya.
Majusi berdiri dan mengutus beberapa orang perempuan untuk membawa putri-putrinya dan semuanya ke rumahnya. Di sana ia memberik penghormatan dan kedermawanan. Dia memberi makan makanan yang enak, dan memberikan pakaian yang mewah.
Malam itu Syaikh bermimpi hari kiamat dan panji-panji dikibarkan di sekitar Rasulullah SAW. Di depan, ada sebuah istana hijau terbuat dari zamrud, serambi atasnya dari mutiara dan batu delima, kubahnya dari mutiara dan koral. Syaikh itu bertanya pada Rasulullah SAW, “ Ya Rasulullah, untuk siapa istana ini?” Rasulullah SAW menjawab, “untuk orang Islam”. Syaikh menjawab, “saya seorang muslim” Rasulullah SAW berkata, “ tunjukan padaku bahwa engkau adalah seorang muslim?” Seketika Syaikh terdiam membisu. Rasulullah SAW kemudian berkata, “kamu meminta seorang wanita untuk menunjukkan bukti bahwa ia adalah wanita terhormat, dan begitupun juga aku padamu, dapatkah kamu menunjukkan bukti bahwa kamu adalah seorang muslim?” Seketika Syaikh merasa sangat menyesal atas perlakuannya pada wanita itu dan putri-putrinya yang yatim.
Pagi harinya, Syaikh bersegera keluar untuk menemukan wanita tersebut. Syaikh kemudian mengetahui bahwa wanita itu telah tinggal bersama Majusi, dan dia pun memanggil wanita itu. Ketika Majusi muncul, Syaikh meminta si Majusi untuk mengirim wanita itu dan putri-putrinya kepadanya. Si Majusi menjawab, “Saya telah mendapat banyak kebekahan dari wanita itu” Syaikh bekata, “Ambillah uang seribu dinar dariku dan bawalah itu kepadaku”. Si Majusi berseru, “ Tidak akan! Seseorang yang menunjukkan istana dalam mimpimu telah membuat istana itu untukku. Apakah kamu terkejut karena aku bukan seorang Muslim? Demi Allah, aku tidak dapat tidur tadi malam, sebelum aku dan keluargaku menerima Islam dari tangan mulia wanita tersebut, dan aku bermimpi sama seperti mimpimu, Rasulullah SAW menanyaiku, “apakah wanita mulia dan putri-putrinya itu bersamamu?” Aku menjawab, “Iya, ya Rasulullah”. Rasulullah SAW berkata, “Istana ini untukmu dan untuk keluargamu. Allah menciptakan kamu seorang yang beriman
Syaikh sangat berduka dan sedih hati atas hilangnya kesempatan untuk mendapatkan kedudukan yang sangat tinggi di surga, akibat kelalaiannya pada wanita janda dan putri-putrinya.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengusahakan keperluaan janda dan orang miskin adalah seperti pejuang di jalan Allah.” (Aslinya: The one who strives on behalf of the widow and the needy is like a warrior in the path of Allah" (Bukhari Muslim)
Semoga Allah senantiasa membimbing kita pada jalan yang benar. Dialah Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.
- terjemahan Stories of the Pious ala kadarnya
0 Komentar:
Posting Komentar