Seorang walli berkata, "Saya beserta seorang teman saya tinggal di sebuah gunung. Kami sibuk beribadah setiap saat. Makanan teman saya hanyalah rerumputan. Untuk keperluan makan saya, Allah swt. telah menyediakan seekor rusa betina yang selalu datang kepada saya setiap hari, dan setelah mendekatkan diri kepada saya, ia akan berdiri sambil membuka kedua kakinya, lalu saya meminum susunya. Setelah
selesai, rusa itu segera pergi. Peristiwa ini berlangsung cukup lama; rusa betina itu selalu datang kepada saya dan saya meminum susunya.
Tempat teman saya di bukit itu jauh dari tempat saya. Pada suatu hari, ia datang kepada saya dan berkata, Ada satu kafilah yang berhenti di dekat tempat ini, marilah kita pergi kepada orang-orang di kafilah itu. Di sana mungkin kita akan mendapatkan susu dan bahan-bahan makanan yang lain.'
Pada mulanya saya menolaknya, akan tetapi setelah ia memaksa saya, saya pun pergi bersamanya. Maka sampailah kami berdua ke tempat kafilah tersebut, kemudian mereka memberi makan kepada kami. Setelah selesai makan, kami pulang ke tempat masing-masing. Setelah itu, saya selalu menunggu kedatangan rusa
betina itu pada saat-saat ia biasa datang, tapi ternyata ia tidak datang.
Setelah menunggu beberapa hari, sadarlah saya bahwa karena dosa mengharap makanan dari kafilah tersebut, sehingga pintu rezeki saya telah ditutup."
Penyusun kitab Raudh berkata bahwa secara lahiriah, wali tersebut telah melakukan tiga dosa, yakni:
1) Ia telah meninggalkan tawakkal yang selama ini telah dijalaninya.
2) Ia bersikap tamak, tidak merasa cukup dengan rezeki yang telah diterimanya yang karenanya ia tidak perlu bersusah-payah.
3) Ia memakan makanan yang tidak halal, sehingga ia terjauh dari rezeki yang halal.
Kisah semacam ini mengandung pelajaran yang besar. Kadang-kadang, karena ketamakan kita sendiri, kita terjauh dari nikmat-nikmatnya Allah swt.. Dilihat secara lahiriah, dengan meminta-minta kita akan mendapatkan sesuatu. Akan tetapi karena meminta-minta itu merupakan perbuatan yang buruk, kita akan terjauh dari nikmat-nikmat Allah yang sesungguhnya akan kita dapatkan tanpa mencarinya
dan tanpa meminta.
(demikian disebutkan dalam Kitab Fadhilah Sedekah oleh Maulana Zakariyya rahmatullah alaih)
selesai, rusa itu segera pergi. Peristiwa ini berlangsung cukup lama; rusa betina itu selalu datang kepada saya dan saya meminum susunya.
Tempat teman saya di bukit itu jauh dari tempat saya. Pada suatu hari, ia datang kepada saya dan berkata, Ada satu kafilah yang berhenti di dekat tempat ini, marilah kita pergi kepada orang-orang di kafilah itu. Di sana mungkin kita akan mendapatkan susu dan bahan-bahan makanan yang lain.'
Pada mulanya saya menolaknya, akan tetapi setelah ia memaksa saya, saya pun pergi bersamanya. Maka sampailah kami berdua ke tempat kafilah tersebut, kemudian mereka memberi makan kepada kami. Setelah selesai makan, kami pulang ke tempat masing-masing. Setelah itu, saya selalu menunggu kedatangan rusa
betina itu pada saat-saat ia biasa datang, tapi ternyata ia tidak datang.
Setelah menunggu beberapa hari, sadarlah saya bahwa karena dosa mengharap makanan dari kafilah tersebut, sehingga pintu rezeki saya telah ditutup."
Penyusun kitab Raudh berkata bahwa secara lahiriah, wali tersebut telah melakukan tiga dosa, yakni:
1) Ia telah meninggalkan tawakkal yang selama ini telah dijalaninya.
2) Ia bersikap tamak, tidak merasa cukup dengan rezeki yang telah diterimanya yang karenanya ia tidak perlu bersusah-payah.
3) Ia memakan makanan yang tidak halal, sehingga ia terjauh dari rezeki yang halal.
Kisah semacam ini mengandung pelajaran yang besar. Kadang-kadang, karena ketamakan kita sendiri, kita terjauh dari nikmat-nikmatnya Allah swt.. Dilihat secara lahiriah, dengan meminta-minta kita akan mendapatkan sesuatu. Akan tetapi karena meminta-minta itu merupakan perbuatan yang buruk, kita akan terjauh dari nikmat-nikmat Allah yang sesungguhnya akan kita dapatkan tanpa mencarinya
dan tanpa meminta.
(demikian disebutkan dalam Kitab Fadhilah Sedekah oleh Maulana Zakariyya rahmatullah alaih)
0 Komentar:
Posting Komentar