Ketika seorang fakir duduk di dalam masjid dengan niat i'tikaf, ia tidak mempunyai makanan dan minuman. Maka Imam masjid menasihatinya, "Daripada duduk di masjid tanpa makanan dan minuman, lebih baik engkau pergi bekerja (karena mencari nafkah juga wajib)."
Karena orang fakir itu tidak menjawab sepatah kata pun, maka imam tersebut menasihatinya untuk kedua kalinya, tetapi orang fakir itu tetap diam saja. Kemudian, imam itu menasihatinya untuk ketiga kalinya dan orang fakir itu masih tetap diam.
Barulah ketika sang imam berkata kepadanya untuk yang keempat kalinya, orang fakir itu menjawab, "orang yahudi yang kedainya di dekat masjid ini memberikan dua potong roti setiap hari kepadaku." Sang imam berkata, "Jika ia telah menyanggupi untuk memberimu makanan, maka itu sangat bagus, kalau begitu silakan beri'tikaf." Si fakir berkata, "Alangkah baiknya seandainya engkau tidak menjadi imam. Dengan tauhidmu yang tidak sempurna ini, engkau berdiri menjadi perantara antara Allah dan hamba-hamba-Nya. Engkau lebih mengutamakan janji orang Yahudi daripada janji Allah swt. dalam memberi rezeki."
Iniiah keadaan kita, kita lebih merasa tenang dengan janji manusia dan tidak merasa tenang dengan janji Allah swt. (dari Kitab Fadhilah Sedekah karya Maulana Zakariyya rahmatullah alaih)
Karena orang fakir itu tidak menjawab sepatah kata pun, maka imam tersebut menasihatinya untuk kedua kalinya, tetapi orang fakir itu tetap diam saja. Kemudian, imam itu menasihatinya untuk ketiga kalinya dan orang fakir itu masih tetap diam.
Barulah ketika sang imam berkata kepadanya untuk yang keempat kalinya, orang fakir itu menjawab, "orang yahudi yang kedainya di dekat masjid ini memberikan dua potong roti setiap hari kepadaku." Sang imam berkata, "Jika ia telah menyanggupi untuk memberimu makanan, maka itu sangat bagus, kalau begitu silakan beri'tikaf." Si fakir berkata, "Alangkah baiknya seandainya engkau tidak menjadi imam. Dengan tauhidmu yang tidak sempurna ini, engkau berdiri menjadi perantara antara Allah dan hamba-hamba-Nya. Engkau lebih mengutamakan janji orang Yahudi daripada janji Allah swt. dalam memberi rezeki."
Iniiah keadaan kita, kita lebih merasa tenang dengan janji manusia dan tidak merasa tenang dengan janji Allah swt. (dari Kitab Fadhilah Sedekah karya Maulana Zakariyya rahmatullah alaih)
0 Komentar:
Posting Komentar