Publik mengharapkan agar setiap reformasi bidang pendidikan mampu memberikan hasil yang positif . Namun hal ini kadangkala mudah digelembungkan oleh optimisme yang tidak realistik, diredam oleh rasa kehati-hatian, atau dikurangi oleh rasa pesimis. Reformasi standar nasional yang mana yang betul-betul realistik diharapkan? Berapa banyak yang bisa pendidik, pembuat kebijakan, dan anggota masyarakat umum harapkan dari reformasi ini?

Image Take from College Conspiracy video
Thomas A Romberg percaya, bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu dapat ditemukan dalam proses demokrasi dan tentu perubahan itu sulit dilakukan. Ia mengemukakan bahwa mencapai perubahan pendidikan yang sempurna adalah usaha yang lebih ambisius daripada negara lain, yang biasanya didikte oleh Kementrian Pendidikan, dan sekolah hanya sebagai pengikut.

Ia menambahkan bawaha reformasi pendidikan di Amerika Serikat terjadi lebih rumit karena tidak adanya pengalaman nasional dalam perencanaan jangka panjang, sebagaimana sejarah ketidaksabaran pada kecepatan inovasi pendidikan. 

Romberg mengemukakan bahwa perencanaan masih banyak yang dalam jangka pendek. Ia melukiskan dengan pergantian pejabat publik yang sangat cepat. Ketika seorang presiden terpilih, masa jabatannya untuk 4 tahun, senator untuk 6 tahun, dan anggota kongres 2 tahun, sedangkan kepala sekolah umumnya hanya 2 tahun. Dan juga, proses pemilihan (dan pergantian itu, red) menuntut perencanaan jangka pendek tanpa pemikiran serius untuk jangka panjang.

Akibatnya, sejumlah harapan yang tidak realistik berlimpah ruah, dan ini menurut Romberg akan mudah meluap dalam dunia pendidikan. Dan pada akhirnya, hasil yang didapat adalah kekecewaan, yang bertolak belakang dari harapan. Hal ini menjadi masalah ketika para reformis pendidikan  mencoba untuk menyesuaikan agenda mereka terhadapa norma dan nilai yang berlaku di masyarakat, dengan kesadaran bahwa reformasi harus memiliki waktu  yang realistis dalam mencapai hasilnya.

Realism and Reform
"Menjadi realistis tentang reformasi," kata Romberg, "berarti memiliki visi yang dapat dicapai selama beberapa tahun. Langkah selanjutnya adalah meletakkan rencana untuk apa yang bisa dicapai tahun ini, tahun depan, dalam 3 tahun, dan dalam 5 tahun . "
 
Romberg memaparkan bahwa "realism" adalah sesuatu yang berat dalam demokrasi, dibandingkan negara lain seperi Jepang, misalnya. Menurutnya Amerika telah kehilangan momentum untuk melihat jangka panjang dan menetapkan tujuan yang realistis. Romberg berpendapat, "Dalam pertemuan saya di Jepang tahun lalu (tulisan ini terbit tahun 1998, red), mereka menghabiskan banyak waktu membahas perubahan besar dalam kurikulum matematika mereka yang akan dilaksanakan pada tahun 2005 Mereka menyadari bahwa mereka tidak akan siap untuk menerapkannya sampai saat itu.. Jelas, itu sistem yang berbeda dengan seluruh gagasan tentang bagaimana merencanakan, dengan kontrol terpusat ketimbang kontrol lokal, dan berbagai macam hal lain yang berbeda dari sistem pendidikan kita. "

Harapan yang realistis dari setiap reformasi pendidikan di Amerika Serikat lebih lanjut dikacaukan oleh sifat politik pendidikan Amerika dan dengan ketegangan lama antara nilai-nilai lokal yang dimiliki dan tujuan nasional. "Apa realistis di sini?" Romberg bertanya secara retoris. "Kami berpendapat bahwa Standar NCTM digunakan sebagai dokumen latar belakang untuk perencanaan di tingkat negara bagian dan lokal. Ini tidak benar-benar merubah semua apa yang telah kita rencanakan.

"Negara-negara bekerja pada standar mereka, tapi mungkin memakan waktu 10 tahun sebelum mereka dapat memberikan perhatian dalam mempersiapkan guru untuk mengajar dengan cara ini, mengembangkan materi kurikulum yang sesuai, dan menyelaraskan dengan standar penilaian. Sukses perencanaan jangka panjang melibatkan semua faktor-faktor bersama-sama. "


Harapan para Reformis dan Realita Reformasi
"Sebagian besar perubahan jangka pendek telah positif," tambah Romberg "Negara-negara mengembangkan penilaian dan standar baru. Bahan teks baru bermunculun dan para pendidik telah berubah.. Mereka tidak semua selaras dengan visi yang sama, tetapi mereka mencerminkan perdebatan yang terjadi."
 
Negara bagian atau pun komunitas kadang rela mengeluarkan banyak biaya dan waktu untuk mengembangkan sendiri standarnya, dengan tidak menaruh perhatian dan pertimbangan pada pengembangan standar nasional. Dan dalam beberapa kasus sama sekali terlepas dari standar nasional, sehingga tidak akan mencapai hasil yang diinginkan secara nasional.

California adalah salah satu contoh negara bagian yang mengumumkan berpegang pada kerangka standar nasional, namun  kenyataannya mempersilakan para guru untuk menyajikan menu yang berbeda. Romberg memaparkan bahwa California akan mengikuti standar NCTM, namun jika dilihat dokumen-dokumen  yang dikembangkannya, sangat sedikit  yang mencerminkan standar nasional. Penekanannya lebih banyak pada pedagogi daripada ke konten, misal ada banyak penekanan pada bekerja dalam kelompok-kelompok proyek. Memang penekanan pada stuktur dan proses mungkin bermaksud baik, tetapi mestinya tidak jauh dari standar NCTM atau standar nasional yang dikembangkan dengan hati-hati.

Romberg menambahkan bahwa kasus California menggambarkan kompleksitas reformasi  yang berdasarkan pada kerangka kerja nasional.

Untuk  memastikan kontrol kualitas, pengembang standar NCTM menginginkan kriteria untuk materi kurikulum  yang harus dipenuhi oleh buku pelajaran atau bahan tertentu, dan ada tanda khusus bagi yang memenuhi. Hal ini seperti yang dilakukan American Dental Association pada pasta gigi. Tetapi sayangnya NCTM tidak melakukan itu, sehingga pihak penerbit banyak yang mengklaim bahwa produknya telah sesuai standar.

Pengembangan Lokal untuk Standar "World-Class"
Istilah Worl-Class menurut Romberg adalah istilah politik yang tumbuh dari perbandingan internasional. Politisi berpendapat bahwa kita harus menjadi yang pertama di dunia, tanpa menjelaskan apa arti sesungguhnya. Ini adalah pernyataan retorika politik tanpa substansi.

Lebih lanjut menurut Romberg, bahwa bagi banyak orang istilah itu mengisyaratkan siswa kita harus menjadi yang teratas untuk setiap tes. Kesenjangan antara retorika politik dan standar yang tinggi dalam demokrasi sebenarnya adalah sebuah jurang yang dalam dan sulit untuk dijembatani. Seluruh dunia menganggap bahwa hanya 20 sampai 25 persen dari siswa yang akan masuk perguruan tinggi. Asumsi kita adalah bahwa setiap orang memiliki hak untuk masuk perguruan tinggi.

Standar Nasional dan Nilai-nilai Lokal
"Dalam Standar NCTM," jelas Romberg, "kita mencoba untuk menyampaikan argumen berbasis intelektual tentang apa yang terjadi dalam disiplin matematika bersama dengan apa yang kita ketahui tentang belajar dan apa yang dilakukan negara-negara lain ketika mereka mengajar matematika."Tapi jika masyarakat setempat tidak percaya, itu adalah hak mereka untuk menetapkan standar sesuai mereka sendiri. Sebagai contoh, dalam satu distrik sekolah yang baru-bari ini saya kunjungi, mengajarkan aturan slide itu masih penting, meskipun tidak ada yang menggunakannya lagi. "

Nilai-nilai yang antar komunitas dan  antar negara bagian sangat bervariasi dan ini dapat menetralkan usaha standarisasi nasional. "Setiap negara bagian memiliki seperangkat keyakinan tentang apa yang dianggapnya penting di setiap konten," jelas Romberg. "Dalam matematika, ada elemen umum di tahun 1930-an dan 1940-an. Delapan tahun aritmatika, satu tahun aljabar, dan satu tahun geometri Namun, kelas 11 dan 12 kelas bervariasi secara dramatis antar negara bagian dan antar distrik. Jadi dalam matematika, kriteria tersebut cenderung berbeda secara historis.


Keragaman antar negara bagian ini sering menjadi batu sandungan bagi siswa yang pindah dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya, dimana terdapat perbedaan standar pendidikan. Dan ini sudah terjadi sejak lama.

Standar Nasional dan Ujian Nasional Sukarela
Begitu kita berbicara tentang ujian tertentu, apakah itu membaca atau matematika, kita harus sadar hal ini dibatasi oleh realitas politik dari sistem pendidikan Amerika. Politisi tidak tahu banyak tentang pengujian Mereka tidak ingin menghabiskan uang untuk menghasilkan tes yang baik.. Sebaliknya, mereka ingin menggunakan item untuk tes lain yang dikembangkan untuk tujuan lain. Yang menciptakan masalah lain lagi.



2 Komentar: