Puasa ramadhan tahun 2015 ini tinggal beberapa hari lagi. Alhamdulillah selain puasa, sholat tarawih pun bisa aku ikuti pada malam harinya. Mengenai sholat tarawih ini ada yang bisa dijadikan catatan jika dibandingkan dengan tarawih yang pernah ku ikuti di India tahun 2013 lalu.

Hingga saat ini sudah 7 masjid dan 1 langgar di wilayah Kandangan yang pernah ku ikuti sholat tarawihnya. Malam pertama ramadhan, masjid dan langgar umumnya penuh dengan jamaah. Jamaahnya terdiri dari laki-laki dan wanita, termasuk anak-anak. Tentu saja tempat sholat laki-laki dan wanita dipisah dengan dinding atau kain pembatas. Jamaah anak-anak biasanya rame! sholat sambil main. :D

Tidak jarang imam sholat tarawih adalah para ustadz atau qori yang sengaja diundang oleh panitia masjid. Biasanya setiap malamnya ganti-ganti. Sebelum sholat tarawih, imam undangan ini memberikan tausiah atau kuliah singkat seputar puasa ramadhan. Bisa juga tidak.

Tidak enaknya adalah bacaan alfatihah dan surat yang dibaca imam ketika tarawih temponya sangat cepat. Bahkan pernah aku ikuti ada satu imam yang membaca alfatihah dengan satu tarikan suara tanpa berhenti (wakaf). Bayangkan, tujuh ayat dibaca sekaligus. Pembacaan surat setelah alfatihah pun temponya cepat, tidak seperti sholat isya. Akan tetapi, ada juga masjid yang ku ikuti bacaan alfatihah dan suratnya normal seperti sholat Isya. Untuk kasus di masjid ini waktu penyelesaian sholat tarawih lebih lama dibanding masjid lain yang ada di Kandangan. Apabila rata-rata di masjid lain selesai tarawih pukul 9 malam, maka disini lebih.

Umumnya di Kandangan, surat yang dibaca setelah alfatihah pada sholat tarawih adalah surat-surat pendek, dimulai dari at takatsur hingga al lahab pada rakaat pertama. Pada rakaat kedua, yang dibaca imam adalah surat al Ikhlas. Ini berlaku selama setengah bulan pertama. Untuk setengah bulan terakhir, yang dibaca imam pada rakaat pertama adalah surat Al Qadr dan pada rakaat kedua dari at takatsur hingga al lahab.

Selain itu, rukun sholat yang lain juga dilakukan lebih cepat dari sholat biasanya. Ini juga bikin sholat tidak nyaman. Seperti tergesa-gesa membaca tasbih pada saat ruku dan sujud, juga duduk di antara dua sujud. Ketika tahiyat akhir, aku sebagai makmum seringkali hanya sampai pada bacaan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW dan keluarga, imam sudah salam. Tidak sempat berdoa. Barangkali imam memang sengaja tidak berdoa juga.

Setelah selesai tiap dua rakaat tarawih selalu diteriakkan shalawat untuk Nabi SAW. Kadang sengaja dibikin nyaring-nyaring. Tiap empat rakaat dipanjatkan doa pendek oleh Imam atau orang tertentu. Sholat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat, ditambah dua rakaat plus 1 rakaat witir. Untuk setengah bulan terakhir dipanjatkan doa qunut pada 1 rakaat witir terakhir.

Nah, sekarang aku bagi pengalaman tentang sholat tarawih di India. Sholat tarawih yang pernah ku ikuti di India di 3 kota; Calcutta, New Delhi dan Varanasi (di Uttar Pradesh). Di 3 kota tersebut tidak ku lihat ada wanita mengikuti sholat tarawih. Sholat 5 waktu yang lain pun tidak ada kelihatan wanita dewasa pergi ke masjid untuk sholat. Ada wanita ke masjid cuma anak kecil belajar mengaji Al Quran. Kemungkinan para wanita sholat tarawih di rumah bersama keluarganya yang juga wanita dan anak-anak. Jangan harap bisa melihat muslimah India di masjid, apalagi sampai ikhtilat. Kekhusyuan ibadah sholat sudah mulai terasa dari hal ini. Pandangan mata terjaga dari memandang wanita yang bukan mahram. Anak-anak yang ikut sholat tarawih ku temui hanya ada di beberapa masjid. Tetapi tertib, tidak ribut main-main seperti di Kandangan :D

jamaah itikaf di India
Foto dari atas: Jamaah Itikaf sedang berdoa


Imam sholat tarawih adalah tetap, misalnya di masjid Banglawali Nizamuddin di New Delhi, imamnya adalah Maulana Saad. Begitu juga di masjid yang lain seingatku. Tidak ada kultum atau tausiyah sebelum tarawih.

Adapun bacaan Alfatihah dan surat dibaca imam dengan tartil menunaikan wakaf (berhenti) sebagaimana mestinya, tidak cepat disambung-sambung seperti di Kandangan. Banyak masjid yang imamnya menyelesaikan 1 juz bacaan al Quran untuk 1 malam sholat tarawih. Bahkan di masjid Banglawali kemungkinan mencapai 2 juz Al Quran. Pertama kali sholat ini terasa lama, karena tidak biasa ku ikuti selama di Indonesia. Ruku dan sujud dilakukan dengan tenang tidak tergesa-gesa. Aku bisa membaca 7 hingga 9 kali tasbih ketika ruku dan sujud. Tumaninah dijaga betul-betul.

Sholat tarawih juga dilakukan 20 rakaat ditambah 3 rakaat witir. Tidak ada teriakan sholawat setelah dua rakaat sholat. Doa dipanjatkan ketika 4 rakaat saja kalau tidak salah. Selesai sholat tarawih memang lebih larut malam dibanding di Kandangan, tetapi ketenangan dan kenyamanan sholat lebih terasa.

Mengingat pengalaman sholat tarawih di India, ingin rasanya kembali ikut sholat di sana. Atau kalau bisa suasana khusyu dan khidmat itu bisa pula terwujud di Kandangan kota kelahiranku ini. Semoga saja. Aamiin

0 Komentar:

Posting Komentar