Itikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah salah satu sunnah Baginda Rasulullah SAW. Sunnah itikaf ini baru ku ketahui ketika aku kuliah strata satu di FKIP UNPAR. Sebelumnya aku tidak tahu, meski sudah bersekolah di MTs dan Madrasah Aliyah sebelum kuliah itu. Perkenalanku dengan Jamaah Tabligh semakin menambah pengetahuanku tentang sunnah-sunnah Rasulullah, termasuk itikaf ramadhan ini. Lantas bagaimana bentuk itikaf di 10 hari terakhir ramadhan itu?

Itikaf adalah berdiam diri di masjid, disunnahkan bagi laki-laki pada 10 hari terakhir ramadhan. Bagi kaum laki-laki, tempat yang paling utama untuk beritikaf adalah Masjidil Haram di Makkah, kemudian Masjid Nabawi di Madinah, kemudian Masjid Baitul Maqdis di Palestina, kemudian Masjid Jami', kemudian masjid di lingkungan masing-masing.

Bagi wanita, hendaknya beri'tikaf di masjid (musholla) yang terdapat dalam rumahnya. Apabila di rumahnya tidak terdapat mushalla (tempat khusus untuk sholat), maka ia dapat menyediakan satu ruangan khusus untuk beri'tikaf. Demikian ku kutip dari Fadhilah Ramadhan dalam himpunan Fadhilah Amal.

Mengenai itikaf ini, ada pengalaman mengesankan yang ku dapat ketika beritikaf di India selama Ramadhan 2013. Di kota Varanasi, Uttar Pradesh, satu masjid yang digunakan kaum Muslim India disana untuk itikaf adalah Masjid Bilal. Ada 3 lantai yang digunakan untuk itikaf. Lantai dasar atau lantai utama adalah ruang utama masjid khusus untuk ibadah: sholat, tilawah, tausiah dan sejenisnya. Di lantai dasar, tidak dibolehkan untuk tidur, termasuk kami sebagai foreign jamaah. Lantai 2 ditempati oleh orang-orang India, disamping sholat dan sebagainya mereka bisa tidur di lantai ini. Buka puasa dan sahur juga bisa dilakukan di lantai 2. Nah, kami dari Indonesia ditempatkan di lantai 3, bersama orang-orang India lainnya. Kami melakukan program tabligh di lantai 3 ini: ta'lim fadhail amal, tilawah, muzakarah, sholat tahajud, dsb termasuk tidur dan istirahat.

Entah berapa jumlahnya lelaki muslim India yang beri'tikaf di masjid. Baik yang berjenggot ataupun tidak sama-sama i'tikaf. Baik yang sudah ikut tabligh atau belum. Sedangkan wanita sama sekali tidak ada. Untuk keperluan makan, telah disiapkan banyak juru masak lengkap dengan peralatan dapurnya.

Itikaf 10 Hari Terakhir Ramadhan
Istirahat siang

koki india
juru masak untuk melayani keperluan i'tikaf

alat makan india
tandur: alat masak roti.

Foto di bawah ini adalah foto di dalam lantai utama menjelang waktu sholat zuhur. Tampak orang-orang India berpakaian serba putih. Adapun yang berpakaian abu-abu kehitaman itu adalah salah satu temanku dari Jambi, Indonesia. Selepas zuhur (seingatku) kami diberi kesempatan menyampaikan bayan (pembicaraaan iman amal shaleh) di luar ruang utama. Aku menyampaikan bayan singkat dalam bahasa Inggris dan orang India menterjemahkannya ke dalam bahasa India.

india
Jamaah i'tikaf di ruang utama masjid

Foto di bawah adalah suasana setelah sholat Ashar. Jamaah mendengarkan tausiyah dari Ulama India. Foto ini ku ambil dari luar ruang utama masjid.

bilal masjid
Ulama India menyampaikan tausiyah setelah Ashar

Pada malam harinya, orang-orang India ini tidak tidur. Mereka melakukan ibadah semalaman penuh. Ibadah dipusatkan di ruang utama (lantai dasar) masjid. Selepas sholat Isya, kami melaksanakan sholat tarawih berjamaah sebanyak 20 rakaat ditambah 3 rakaat witir. Selepas itu, diadakan pembacaan shalawat Nabi. Acara kemudian disambung dengan ceramah oleh Mufti atau Ulama setempat dalam bahasa Urdu (bahasa orang India yang beragama Islam). Ceramah yang panjang dan tidak ku mengerti sedikitpun. Ceramah ditutup dengan doa yang juga panjang. Ibadah terus dilanjutkan dengan membaca Al Quran.  Ini sepertinya amalan berlangsung setiap malam mereka i'tikaf. Foto di bawah ku ambil dari lantai 3.

Itikaf 10 Hari Terakhir Ramadhan di India
Jamaah di luar ruang utama masjid berdoa

tilawah quran
Pukul 23:58 malam jamaah asyik membaca Al Quran


tilawah di india
Pukul 00:13 malam masih asyik baca al Quran

Itikaf 10 Hari Terakhir Ramadhan di India bagus
Pukul 01:16 malam masih tilawah Al Quran

menyambut lailatul qadr
Pukul 02:05 malam masih tilawah Al Quran

Seingatku, kami dari Indonesia itikaf di masjid Bilal itu selama 3 malam. Dua malam pertama setelah tarawih aku berada di lantai 3 saja bersama teman-teman dari Indonesia, sehingga sempat mengambil foto-foto di atas. Seperti biasa kami dari Indonesia menyempatkan tidur sebelum tahajud dan sahur , dan tidak ikut membaca Al Quran di lantai dasar. Baru lah pada malam ketiga atau terakhir aku turun ke lantai dasar dan masuk ke ruang utama masjid untuk ikut membaca AlQuran. Masya Allah! Suara al Quran bersahut-sahutan seperti lebah saja layaknya. Ingin sekali aku mengambil foto di ruang utama ini. Mereka berhadap-hadapan membaca al Quran dengan suara bergelora. Ikut membaca Al Quran ditengah-tengah mereka ku akui dapat menghilangkan rasa kantuk. Aku pun tidak tidur seperti orang India ini di malam terakhir ini. Belum sempat aku mengambil foto, tiba saatnya mereka berhenti membaca Al Quran. Al Quran diletakkan di tempatnya, lalu mereka pun melaksanakan ibadah sholat sunnah, tahajud atau yang lainnya secara perorangan. Setelah itu kami pun makan sahur bersamaan. Terakhir adalah sholat Subuh berjamaah. Muncul penyesalanku mengapa tidak dari malam pertama saja ikut bergabung mereka orang-orang India itu beribadah semalam penuh di lantai dasar.

Sungguh pengalaman luar biasa yang belum pernah ku temukan di Indonesia, wilayah Kandangan khususnya. Semoga suatu saat aku bisa kembali merasakan ber ibadah di tengah-tengah orang yang bersemangat seperti mereka. Aamiin.

0 Komentar:

Posting Komentar