take from College Conspiracy Video
Kebiasaan otonomi yang sudah lama dan kuat serta keadaan masyarakat yang pluralistik sangat mempengaruhi bentuk kurikulum serta cara mengajar di Amerika Serikat. Di sini tidak ada kurikulum nasional yang resmi. Bagian pendidikan negara bagian (state) menggariskan kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besar, dan memeberikan peluang kepada daerah-daerah setempat untuk menampung kekhususan lokal dan perbedaan individu. Para ahli mata pelajaran, administrator sekolah, dan guru-guru semuanya terlibat dalam proses pengembangan kurikulum. Di samping itu ikut pula ambil bagian berbagai pihak yang mendorong ke arah penyeragaman kurikulum secara nasional, seperti para profesor bidang studi tertentu, para penyusun dan penghasil buku teks atau bahan pelajaran lainnya. Organisasi guru-guru bidang studi pada jenjang pendidikan tertentu dan juga Badan Testing Pendidikan yang berstatus swasta dan bersifat non-profit berperan pula sebagai kekuatan ke arah penyeragaman kurikulum.

Pada awalnya sekolah-sekolah Amerika sangat dipengaruhi oleh agama dan sangat terfokus pada keterampilan dasar baca tulis.Semenjak pertengahan abad ke 19, dengan berlakunya sekularisasi sekolah, perhatian terhadap masalah-masalah sosial makin menonjol antara lain pada penyatuan para imigran yang berpindah-pindah dan bertebaran dengan cara mengajarkan nilai-nilai budaya Amerika dan bahasanya; dan mempersiapkan generasi muda untuk bisa hidup lebih produktif dalam era baru industri dan masyarakat perkotaan.

Pada akhir abad ke 19, muncul tuntutan untuk mengubah kurikulum dan metode mengajar dengan mengarahkan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan murid yang berbeda-beda (yang bersifat intelektual, sosial, fisik, dan emosional), serta perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan individu. Walaupun secara berangsur-angsur, perubahan itu berakibat pada makin meluasnya kurikulum sekolah dengan memasukkan mata pelajaran-mata pelajaran baru terutama pada tingkat SLTA. Dengan demikian makin besar pula kesempatan bagi siswa untuk melakukan pilihannya. Kemudian, muncul pula inovasi-inovasi seperti perlunya kurikulum terintegrasi (integrated curriculum), metode mengajar yang berpusat pada murid (student-centered teaching method), pengajaran atas dasar kemampuan dan minat individu (individualized instruction) dan sekolah alternatif.

Pertambahan populasi sekolah yang sangat cepat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi dorongan pula untuk inovasi-inovasi baru terutama dalam metode pengajaran, seperti munculnya team-teaching, programmed instruction, laboratorium bahasa, televisi dan pengajaran dengan bantuan komputer. Lebih jauh lagi, khususnya di daerah-daerah perkotaan, persoalan-persoalan sosial telah mendorong pula munculnya mata pelajaran baru seperti "studi etnis, pendidikan lingkungan, pendidikan seks, pendidikan narkoba, dan sebagainya. Namun, pada awal tahun 1980-an ada kecenderungan untuk kembali pada yang lama, "back to basic", serta kebutuhan baru atas pendidikan karir.


sumber: Buku Sumber Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara

0 Komentar:

Posting Komentar